Standarisasi layanan bimbingan konseling Islam bagi pasien di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang : perspektif Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Riyadi, Agus (2019) Standarisasi layanan bimbingan konseling Islam bagi pasien di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang : perspektif Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Dr/PhD thesis, UIN Walisongo.
DISERTASI_1600039014_AGUS_RIYADI.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB) | Preview
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pengobatan secara holistik, yaitu pengobatan yang dilakukan secara medis dan non-medis. Dalam Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Mengapa bimbingan konseling Islam dibutuhkan bagi pasien di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang? (2) Apakah pelaksanaan bimbingan konseling Islam terhadap pasien sudah sesuai dengan standar Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia? Apa saja kelebihan dan kekurangan pelaksanaan layanan bimbingan konseling Islam di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang? Metode penelitian menggunakan metode fenomenologi, dan field research yang bersifat kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Bimbingan konseling Islam sangat dibutuhkan bagi pasien rawat inap, karena setiap orang memiliki empat dimensi, yakni biologis, psikhis, sosial, dan spiritual. Keempat dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait untuk menentukan kualitas kesehatan seseorang. Maka untuk memenuhi layanan secara holisti Rumah sakit Roemani dalam membangun bimbingan konseling menggunakan pendekatan behavioristik yang merupakan multidimensional therapy (terapi multi sarana). 2) Rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang sudah mengaplikasikan sebagian dari Fatwa DSN MUI No. 107/DSN-MUI/X/2016. Yang sudah sesuai dengan fatwa DSN MUI yaitu: rumah sakit sudah menggunakan obat yang tidak mengandung unsur haram, rumah sakit sudah memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan sebaik-baiknya, rumah sakit sudah memberikan pelayanan yang sesuai dengan panduan praktik klinis. Rumah sakit Roemani sudah mengedepankan aspek kemanusiaan, bersikap amanah, santun dan ramah. Dalam layanan spiritual, sebelum pemeriksaan harus membaca basmalah, dan mengajarkan tata cara ibadah bagi pasien, inilah yang sudah ada. Yang belum sesuai dengan fatwa DSN MUI No. 107/DSN-MUI/X/2016 yaitu: belum ada form pencatatan data rekam bimbingan. 3) Kelebihan bimbingan konseling Islam di Rumah sakit Roemani adalah adanya bimbingan psikoreligius, bimbingan fiqh orang sakit, terapi Qur’anic Healing (dengan menggunakan media audio), konsultasi psikospiritual (off line dan on line ), buku pedoman bagi pasien yang di dalamnya meliputi tuntunan shalat dan tayamum bagi pasien dan doa-doa khusus untuk pasien. Kelemahannya adalah bimbingan terhadap pasien yang ada baru sebatas pemberian do’a, mengingatkan tentang kesabaran dan tuntunan ibadah saja. Belum sampai dapat menemukan core problem yang dihadapi oleh pasien, belum adanya form “data rekam problem” pasien yang digunakan untuk catatan pelaksanaan bimbingan dan konseling, metode yang dikembangkan dalam melakukan bimbingan konseling Islam masih didominasi oleh pendekatan normatif, pelaksanaan bimbingan konseling Islam belum memperhatikan variasi keadaan pasien, baik dari aspek umur, psikhis, jenis penyakit, jenis pasien, dan status sosial ekonomi pasien.
ABSTRACT:
This research is motivated by the importance of holistic treatment, namely medical and non-medical treatments. This research aims to answer the following problems: (1) Why is Islamic counseling needed for patients at Roemani Muhammadiyah Hospital in Semarang? (2) Is the implementation of Islamic counseling on patients in accordance with the standards of the National ShariaBoard of the Indonesian Council of Ulama? What are the advantages and disadvantages of implementing Islamic counseling guidance services at Roemani Muhammadiyah Hospital in Semarang? This research uses phenomenology methods, and qualitative field research.
The results showed that 1) Islamic counseling guidance is needed for inpatients, because each person has four dimensions, namely biological, psychological, social, and spiritual. The four dimensions are one unit that is interrelated to determine the quality of health. Thus to fulfill the service as a whole, Roemani Hospital uses a behavioristic approach which is multidimensional therapy in building counseling guidance. 2) Roemani Muhammadiyah Semarang Hospital has applied part of the National ShariaBoard of the Indonesian Council of UlamaFatwa No. 107 / DSN-MUI / X / 2016. The applications that are in accordance with the NationalShariaBoard of the Indonesian Council of Ulama Fatwaare: the hospital has used drugs that do not contain illicit elements, the hospital has fulfilled the rights and obligations of each party as well as possible, the hospital has provided services in accordance with clinical practice guidelines. Roemani Hospital has prioritized humanitarian aspects, being trustworthy, polite and friendly. In spiritual services, The employee of Roemani Hospital have to say basmalah before examine the patient, beside that the islamic counselor have a duty to teach praying.Whereas the Roemani Hospitalservices has not in accordance with the National ShariaBoard of the Indonesian Council of Ulama FatwaNo. 107 / DSN-MUI / X / 2016 there is no form for medical report of counseling process. 3) The advantages of Islamic counseling at Roemani Hospital are psycho-religious guidance, fiqh guidance for the sick, Qur’anic Healing therapy (using audio media), psychospiritual consultation (off line and on line), guidebooks for patients which include prayer and tayamum guidance for patients and special prayers for patients. While the weakness are guidance for patients is only giving prayer, reminding about patience and guidance of praying but have not yet been able to find the core problems faced by patients, there is no patient “medical report problem” that is used to record the implementation of guidance and counseling, the method developed in conducting Islamic counseling is still dominated by a normative approach, the implementation of Islamic counseling has no attention to the variation of the patient’s condition, both in terms of age, psychology, type of illness, type of patient, and patient's socio-economic status.
Item Type: | Thesis (Dr/PhD) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Standarisasi layanan; Bimbingan konseling Islam; Rumah sakit; Dewan Syari’ah Nasional (DSN); Majelis Ulama Indonesia (MUI) |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.74 Dakwah |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 27 Jan 2021 02:44 |
Last Modified: | 27 Jan 2021 02:44 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12114 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year