Pemikiran Ar-Rāzī tentang kemaksuman nabi dan rasul : studi kritis dalam Tafsīr Mafātīḥ al-Ghaib

Abad, Mamad Muhamad Fauzil (2019) Pemikiran Ar-Rāzī tentang kemaksuman nabi dan rasul : studi kritis dalam Tafsīr Mafātīḥ al-Ghaib. Masters thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of Tesis__1704028004_Mamad_Muhamad_Fauzil_Abad]
Preview
Text (Tesis__1704028004_Mamad_Muhamad_Fauzil_Abad)
Tesis__1704028004_Mamad_Muhamad_Fauzil_Abad.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (5MB) | Preview

Abstract

Ar-Rāzī menjelaskan makna maksum bagi nabi dan rasul terbebaskan dari segala dosa. Ar-Rāzī memberikan argumen-argumen baik secara akal maupun nasḥ/teks supaya menghasilkan penjelasan bahwa nabi dan rasul tidak mungkin berbuat dosa, bahkan lebih utama nabi/rasul daripada malaikat. Hal ini akan menimbulkan kesenjangan antara nabi/rasul dengan umat manusia.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriktif kualitatif, yakni berupa data tertulis yang dikaji dari berbagai literatur. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis-kritis. Langkah-langkah dalam mengoprasikannya ada dua cara. Yaitu: Pertama, melakukan kritik internal baik positif atau negatif. Kedua, kritik eksternal baik positif maupun negatif.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua teori. Pertama, tematik tema (at-tafsīr al-mauḍu’ī bi ad-dilālah alā al-ma’nā al-mauḍu’īyyah). Adapun caranya adalah melacak ayat-ayat al-Qur’an yang setema dengan tema pembahasan kemaksuman nabi dan rasul. Kedua, hermeneutical critical (hermeneutika kritik), yang dipelopori oleh Habermas. Habermas menawarkan teori ini untuk mengkritik sebuah teks yang disebut dengan kritik ideologi psikoanalisis.
Berdasarkan hasil penelitian, corak dan metode yang digunakan dalam Tafsīr Mafātīh al-Ghaib bersifat rasional, yakni mengeksplorasi makna ayat-ayat al-Qur’an dengan menggunakan dua metode, yaitu ‘aqlī dan naqlī (akal dan nasḥ). Menurut peneliti meskipun ar-Rāzī yang dikenal sebagai tokoh yang bermadzhab Asy-‘Ariyyah, akan tetapi dalam menjelaskan tentang kemaksuman nabi dan rasul kiranya ia terpengaruh dengan paham Syi’ah. Sebab dalam menjelaskan kemaksuman nabi dan rasul, ar-Rāzī menafsirkannya menggunakan logika yang mirip sekali dengan keterangan di dalam Tafsīr at-Tibyān karya Abū Ja’far Muhammad bin Ḥasan bin Alī at-Ṭūsī dan Tafsīr Majma’ al-Bayān karya Abū Alī al-Faḍal bin al-Ḥasan al-Ṭabrasi. Sedangkan kedua tokoh tersebut merupakan mufassīr dari tokoh-tokoh syi’ah.

ABSTRACT:

Ar-Rāzī explains that the infallible meaning of the prophets is freed from all sins. Ar-Rāzī gives arguments both in reason and text so as to produce an explanation that the prophets cannot sin, even more so than the angels. This will create a gap between the prophets and humanity.
This study uses qualitative descriptive research methods, which describe the data produced in the form of written data that are reviewed from various literature, The approach used is a historical-critical approach. There are two ways to operate it. Namely: First, do internal criticism either positive or negative. Second, external criticism both positive and negative.
Analysis of the data used in this study there are two theories. First, thematic themes (at-tafsīr al-mauḍu'ī bi ad-dilālah alā al-ma’nā al-mauḍu’īyyah). The way is to trace the verses of the Qur'an which are the theme with the theme of discussing the prophets infallibility. Second, hermeneutical critical (criticism hermeneutics), which was pioneered by Habermas. Habermas offers this theory to criticize a text called the critique of psychoanalytic ideology.
Based on the results of the study, the style and methods used in the Tafsīr Mafātīh al-Ghaib are rational, namely exploring the meaning of the verses of the Qur'an by using two methods, namely ‘aqlī and naqlī (reason and text). According to the researcher, even though ar-Rāzī is known as a person with the character of Asy-‘Ariyyah, in explaining the infallibility of the prophet and the apostle, he might be influenced by Syiah's understanding. Because in explaining the infallibility of the prophets, ar-Rāzī interprets it using logic that is very similar to the description in the Tafsīr at-Tibyān by Abū Ja'far Muhammad ibn Ḥasan bin Alī at-Ṭūsī and Tafsīr Majma 'al-Bayān by Abū Alī al-Faḍal bin al-Ḥasan al-Ṭabrasi. While the two figures are the mufassīr of the figures of Syi'ah.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Maksum; Nabi dan rasul; Ar-Razi; Tafsīr Mafātīḥ al-Ghaib
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.24 Other Doctrines
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 22 Feb 2021 03:08
Last Modified: 22 Feb 2021 03:08
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12163

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics