Pengaruh pemikiran Ulugh Beg (Zij as-Sulthoni) terhadap hisab awal bulan dalam kitab Sullamun Nayyraen
Fahmy, Syaifur Rizal (2019) Pengaruh pemikiran Ulugh Beg (Zij as-Sulthoni) terhadap hisab awal bulan dalam kitab Sullamun Nayyraen. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
TESIS_1702048008_SYAIFUR_RIZAL_FAHMY.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (10MB) | Preview
Abstract
Zij Ulugh Beg merupakan data Astronomi yang dipakai dalam Kitab-kitab taqribi untuk penentuan awal Bulan Qamariah di Indonesia. Secara khusus Kitab Sullamun Nayyraen yang merupakan Kitab induk sistem taqribi di Indonesia juga mengadopsi data astronomi dari Zij Ulugh Beg. Dalam Muqaddimah Kitab Sullamun Nayyraen secara terang-terangan menyebutkan bahwa mengambil data Astronomi (Zij) Ulugh beg, namun tidak dijelaskan sampai sejauh mana data Ulugh Beg yang di adopsi oleh Kitab Sullam Nayyraen. Dalam hal ini Penulis menggali pengaruh pemikiran Ulugh Beg dalam Kitab Sullamun Nayyraen. Dalam penelitian ini Penulis ingin mengetahui beberapa hal yaitu: 1). Bagaimana Sejarah masuknya pemikiran Ulugh Beg di Indonesia ? Bagaimana Pengaruh Pemikiran Ulugh Beg dalam Kitab Sullamun Nayyraen ? penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data diambil dengan teknik kepustakaan. Sementara untuk analisis data menggunakan deskriptif dan komparatif.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) naskah Ulugh Beg pertama kali dibawa ke Indonesia oleh Syaikh Abdu al-Rahman ibnu Ahmad al-Misri dari Mesir yang kemudian mempunyai murid Habib Utsman dan Ahmad Dahlan al-Samarani. Lalu diteruskan oleh Habib Utsman kepada muridnya yaitu KH. Mochammad Manshur Al-Battawi dengan karyanya Kitab Sullamun Nayyraen. 2) corak Hisab awal Bulan di Indonesia sebelum pemikiran Ulugh Beg masuk masih menggunakan sistem hisab dengan perpaduan antara penanggalan aji saka dan kalender hijriyah, sehingga bersifat aritmatis. Setelah pemikiran Ulugh Beg masuk ke Indonesia sistem hisab awal Bulan di Indonesia berkembang menjadi haqiqi taqribi yang dipelopori oleh Kitab Sullamun Nayyraen. Namun pengaruh pemikiran Ulugh Beg dalam Kitab Sullamun Nayyraen hanya sebatas pada tabel Astronomi dan tidak pada model algoritma penentuan awal Bulannya. Sistem hisab Ulugh Beg dikategorikan sebagai hisab haqiqi bit tahqiq karena dalam mencari waktu ijtima’ dicari selisih bujur ekliptika Bulan dan Matahari sebenarnya kemudian dibagi dengan kecepatan. Selanjutnya model hisab Ulugh Beg menggunakan rumus segitiga bola dalam mencari tinggi hilal. Dalam Zij Ulugh Beg dan Kitab Sullamun Nayyraen terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada tabel penentuan posisi rata-rata Bulan dan Matahari. Sedangkan perbedaannya terletak pada suku koreksi dan nilai ta’dil (koreksi posisi Bulan dan Matahari). Tabel Sullamun Nayyraen menyederhanakan Zij Ulugh Beg dari segi data yang dipakai. Data Ulugh Beg sampai kepada detik sedangkan data Sullamun Nayyraen hanya sampai kepada menit. Elemen-elemen yang digunakan dalam Zij Ulugh Beg dan Kitab Sullamun Nayyraen terdapat penambahan dan pengurangan. Penambahan dalam Kitab Sullamun Nayyraen yakni al-Alamah dan al-hishsah sedangkan pengurangan yakni elemen markaz Bulan, ra’sun dan wasath. Sementara untuk hasil hisab waktu ijtima’ dan tinggi hilal antara Zij Ulugh Beg dan Sullamun Nayyraen, Zij Ulugh Beg menghasilkan waktu ijtima’ dan tinggi hilal yang lebih mendekati dengan hasil perhitungan kontemporer. Selisih untuk waktu ijtima’ berada pada satuan menit yakni〖 0〗^j 〖 2〗^m 〖29〗^d kemudian tinggi hilal yakni〖 0〗^o 〖 24〗^' 〖31,38〗^" pada tahun 1441 Hijriah. sedangkan pada tahun 1442. Perbedaan model hisab ini dipengaruhi oleh sistem hisab yang berkembang pada saat Kitab Sullamun Nayyraen dibuat yang masih bercorak aritmatis.
ABSTRACT:
Zij Ulugh Beg is Astronomical data used in the Books of Taqribi to determine the beginning of the Qamariah in Indonesia. Specifically the Book of Sullamun Nayyraen which is the parent book of the taqribi system in Indonesia also adopts astronomical data from Zij Ulugh Beg. In the Muqaddimah the Book of Sullamun Nayyraen blatantly states that taking the Astronomy (Zij) data of Ulugh beg, but it is not explained to what extent the Ulugh Beg data adopted by the Sullam Nayyraen Book. In this case the author explores the influence of Ulugh Beg thought in the Book of Sullamun Nayyraen. In this study the author wants to know several things, namely: 1). How is the history of Ulugh Beg's thought in Indonesia? How does the influence of Ulugh Beg's thought in the Book of Sullamun Nayyraen? This research is a qualitative research. Data collection is taken by library technique. While for data analysis using descriptive and comparative.
The results in this study indicate that: 1) the Ulugh Beg manuscript was first brought to Indonesia by Shaykh Abdu al-Rahman ibn Ahmad al-Misri from Egypt who then had pupils Habib Uthman and Ahmad Dahlan al-Samarani. Then passed on by Habib Uthman to his student, KH. Mochammad Manshur Al-Battawi with his work The Book of Sullamun Nayyraen. 2) Hisab style of the beginning of the month in Indonesia before Ulugh Beg's thought entered still using the reckoning system with a combination of aji saka calendar and the hijri calendar, so that it is arithmetic. After Ulugh Beg's thoughts entered Indonesia, the early Moon reckoning system in Indonesia developed into haqiqi taqribi, which was pioneered by the Book of Sullamun Nayyraen. However, the influence of Ulugh Beg's thought in the Book of Sullamun Nayyraen is limited to the Astronomy table and not to the algorithm for determining the beginning of the Moon. The Ulugh Beg reckoning system is categorized as reckoning haqiqi bit tahqiq because in finding the time of ijtima 'the difference in ecliptic longitude of the Moon and the Sun is actually then divided by speed. Furthermore, the Ulugh Beg reckoning model uses the spherical triangle formula in finding the height of the new moon. In Zij Ulugh Beg and the Book of Sullamun Nayyraen there are similarities and differences. The equation lies in the average positioning table of the Moon and the Sun. While the difference lies in the correction term and ta'dil value (correction of the position of the Moon and Sun). The Sullamun Nayyraen table simplifies Zij Ulugh Beg in terms of the data used. The Ulugh Beg data reached seconds, while the Sullamun Nayyraen data only reached minutes. The elements used in Zij Ulugh Beg and Sullamun Nayyraen are additions and subtractions. Additions in the Book of Sullamun Nayyraen namely al-Alamah and al-Hishsah while the subtraction of the elements markaz moon, ra’sun and wasath. While for the results of the reckoning of ijtima time 'and hilal height between Zij Ulugh Beg and Sullamun Nayyraen, Zij Ulugh Beg produces ijtima time' and hilal height which are closer to the results of contemporary calculations. Difference for time ijtima 'is in units of minutes that is 〖 0〗^j 〖 2〗^m 〖29〗^d then the hilal height is 〖 0〗^o 〖 24〗^' 〖31,38〗^" "in 1441 Hijriah whereas in 1442. The difference in the reckoning model was influenced by the reckoning system that developed when the Book of Sullamun Nayyraen was made that was still in an arithmetic pattern.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hisab awal bulan; Ulugh Beg; Zij as-Sulthoni; Sullamun Nayyraen |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak) |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 50102 - Ilmu Falak (S2) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 24 Feb 2021 07:37 |
Last Modified: | 21 May 2021 06:11 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12186 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year