Tradisi makan talaman di Pondok Pesantren Nurul Furqon Kedungmutih Wedung Demak : kajian living hadis
Mutaharromah, Siti (2019) Tradisi makan talaman di Pondok Pesantren Nurul Furqon Kedungmutih Wedung Demak : kajian living hadis. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
SKRIPSI__1504026058_SITI_MUTAHARROMAH.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (3MB) | Preview
Abstract
Penelitian ini fokus pada tradisi makan talaman di Pondok Pesantren Nurul Furqon Kedungmutih Wedung Demak. Dalam pembahasannya tersusun rumusan masalah, yaitu bagaimana pandangan pondok pesantren Nurul Furqon terhadap hadis tentang makan talaman (makan bersama). Dalam penelitian ini mendeskripsikan fenomena tradisi makan talaman di Pondok Pesantren sebagai kajian living hadis. Dalam hadis yang di riwayatkan oleh Abu Daud menyebutkan makan talaman atau di sebut makan berjama'ah di waktu makan disunnahkan dan di dalamnya penuh barakah. Adapun cara makan berjama'ah para santri Nurul Furqon yang di ajarkan oleh sunnah Rasul yang sangat terpuji, sekaligus tanda kemulyaan para santri putra putri dalam kerukunan, kebersamaan, persamaan, dan sikap sosial yang baik.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan mengambil data dari pengasuh, pengurus pondok, santri putra putri, para alumni, dan orang sekitarnya Pondok Pesantren Nurul Furqon Kedungmutih Wedung Demak sebagai objek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Melalui tiga teknik tersebut peneliti menganalisi data-data yang di butuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui paradigma kajian living hadis dan menggali maknanya dengan baik, serta relevansinya dengan nilai-nilai hadis dalam tradisi makan talaman.
Hasil peneliti menunjukkan bahwa: (1) Objek yang dikaji dalam living hadis jenis ini adalah produk dari ihya' al-sunnah. Dalam konteks tradisi makan talaman di Pesantren Nurul Furqon, itu sebenarnya tradisi tersebut merupakan paradigma akulturasi. Dalam konteks akulturasi ini ada beberapa pola akulturasi yaitu pola asimilasi dan pola enkulturasi. Tradisi makan talaman merupakan transformasi model tirakat santri di saat tidak ada air tawar pada tahun 2000. (2) Makna tradisi makan talaman di ponpes Nurul Furqon, sebenarnya ajaran-ajaran hadis melalui budaya makan berjama'ah di pesantren
Nurul Furqon merupakan sikap untuk melatih diri dalam menghindari keserakahan, ketomakan, loba dan rakus. Adapun keberkahan sebuah makanan juga berhubungan dengan seberapa banyak orang yang ikut menikmatinya, semakin banyak tangan semakin berkah. Inilah relevansi yang oleh para santri dijadikan sebagai pedoman selalu makan dengan konsep berjama'ah.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Living hadis; Tradisi makan talaman; Pondok pesantren |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.125 Hadits 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.77 Islamic religious education |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 03 Mar 2021 02:15 |
Last Modified: | 16 Nov 2021 04:31 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12219 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year