Praktik azan tanpa pengeras suara di Masjid Sidratul Muntaha Desa Sambongdukuh Jombang : studi living hadis
Rohim, Muhammad Abror (2019) Praktik azan tanpa pengeras suara di Masjid Sidratul Muntaha Desa Sambongdukuh Jombang : studi living hadis. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
SKRIPSI_1504026119_MUHAMMAD_ABROR_ROHIM.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (3MB) | Preview
Abstract
Di dalam agama Islam ada lima rukun yang wajib dikerjakan oleh pemeluknya, di antara rukun tersebut adalah shalat. Shalat adalah ibadah yang dilakukan oleh umat Islam yang waktunya telah ditentukan oleh Allah Swt. dan untuk memberitahu dan menandakan bahwa waktu shalat telah tiba dikumandangkanlah azan. Di dalam azan terdapat sunnah-sunnah yang bisa didapatkan oleh seorang muazin. Di zaman modern ini banyak sekali teknologi yang ditawarkan untuk mempermudah semua pekerjaan manusia, termasuk menggunkan pengeras suara dalam mengumandangkan azan. Akan tetapi masih ada beberapa masjid yang tidak memggunakannya dengan alasan tertentu, di antaranya masjid Sidratul Muntaha desa Sambongdukuh Jombang.
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut: Bagaimana motif sebab dan tujuan dari praktik azan tanpa pengeras suara di masjid Sidratul Muntaha?, Nilai-nilai hadis Nabi apa yang terdapat pada praktik azan tanpa pengeras suara di masjid Sidratul Muntaha?, Bagaimana makna praktik azan tanpa pengeras suara bagi jama’ah masjid Sidratul Muntaha?
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi, wawancara (interview), dokumentasi dalam menunjang penelitian skripsi ini. Analisis yang penulis gunakan adalah analisis resepsi, yang mana penulis mencari bagaimana penerimaan dan pembacaan teks hadis oleh jama’ah masjid Sidratul Muntaha yang diaplikasikan dalam praktik azan tanpa pengeras suara di masjid tersebut. Wawancara dilakukan dengan orang-orang yang terlibat dala praktik azan tersebut seperti kyai, murid pendiri masjid, muazin, jama’ah masjid dan masyarakat sekitar masjid. Dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi Alfred Schutz.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap praktik azan tanpa pengeras suara di masjid Sidrarul Muntaha, dapat disimpulkan beberapa point, di antaranya sebagai berikut: 1) Ada dua motif yang ada dalam praktik azan tanpa pengeras suara di masjid Sidratul Muntaha, yaitu Because of Motive (motif sebab)dan In Order to Motive (motif tujuan). 2) Praktik azan di Masjid Sidratul Muntaha yang pertama dilakukan adalah berdiri langsung di tempat awal dia datang dan langsung mengumandangkannya dengan suara yang lantang. 3) Makna yang terkandung dalam praktik azan tanpa pengeras suara ada tiga, yaitu makna spriritual, makna sosial, dan makna moral.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Living hadis; Azan; Pengeras suara |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.125 Hadits 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah > 297.38 Rites, prayer |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 04 Mar 2021 05:48 |
Last Modified: | 16 Nov 2021 08:49 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12225 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year