Kiblat pada dasarnya adalah penentuan arah, yaitu arah kabah di Mekah. Arah kabah
ditentukan dari setiap titik atau tempat dipermukaan bumi dengan melakukan perhitungan
dan pengukuran. Dalam menentukan arah kiblat di suatu tempat perlu ketelitian yang sangat
tinggi, sebab secara matematis kesalahan 0,1° (derajat) saja dari arah yang sebenarnya untuk
suatu tempat yang jaraknya 1000 kilometer dari kota Mekah akan melenceng sekitar 111
kilometer di atas permukaan bumi dari arah sebenarnya.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah pertama Bagaimana
cara K. H. Salman Jalil menentukan arah kiblat di dalam kitab Muktasar Awqat Fi Ilmi
Miiqaat. kedua Apakah metode ter metode tersebut masih relevan dizaman sekarang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka yang berusaha
menemukan” Metode/cara yang dilakukan oleh K.H. Salman Jalil Al-banjary dalam
menentukan arah kiblat”, dengan teknis menterjemahkan dahulu kitab mukhtasar awqat fi
‘ilmi Miiqaat kedalam bahasa Indonesia. Data yang dipakai adalah data primer data pokok
sebagai bahan utama dalam penelitian ini
Analisa data yang digunakan daliam penelitian ini adalah deduksi-induksi. Yaitu analisa
data dari umum kepada khusus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang digunakan K.H. Salman Jalil adalah
Rashdul Kiblat harian dengan menggunakan hisab urfi, dan relevansi tidak mesti hanya
berdaskan pada pemahaman astronomi murni namun, perlu dimasukkan unsur hukum islam
karena ini bagian dari pembahasan hukum islam dari perkara wajib dalam ibadah. Semoga
penelitian ini bermanfaat demi tercapainya kemantapan kita dalam beribadah kepada Allah
SWT.