Kontribusi tafsir maqāṣidīy dalam pengembangan makna teks Al-Qur’an : telaah ayat-ayat relasi keluarga dalam Al-Taḥrīr wa Al-Tanwīr Karya Muhammad Al-Ṭāhir ibn ʻĀsyūr

Khoiroh, Muflikhatul (2021) Kontribusi tafsir maqāṣidīy dalam pengembangan makna teks Al-Qur’an : telaah ayat-ayat relasi keluarga dalam Al-Taḥrīr wa Al-Tanwīr Karya Muhammad Al-Ṭāhir ibn ʻĀsyūr. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Disertasi_1400039095_Muflikhatul_Khoiroh] Text (Disertasi_1400039095_Muflikhatul_Khoiroh)
Disertasi_1400039095_Muflikhatul_Khoiroh.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Disertasi ini menjelaskan tafsir maqāṣidīy ibn ‘Āsyūr tentang ayat-ayat relasi keluarga dalam kitab al-Taḥrīr wa al-Tanwīr. Peneliti berpendapat, bahwa tafsir maqāṣidīy ibn ‘Āsyūr yang bertumpu pada prinsip al-fiṭrah, al-maṣlaḥah dan al-ḥurriyyah yang ditujukan untuk mengeksplikasi pesan moral ayat-ayat relasi keluarga dapat menyuguhkan cita-cita atau hikmah ayat yang aplikatif untuk kehidupan kekinian. Permasalahan yang diangkat adalah: Pertama, bagaimana formula tafsir maqāṣidīy Muḥammad al-Ṭāhir ibn ‘Āsyūr? Kedua, apa kontribusi tafsir maqāṣidīy ibn ‘Āsyūr dalam pengembangan makna ayat-ayat relasi keluarga dalam kitab al-Taḥrīr wa al-Tanwīr? Penelitian ini merupakan penelitian literer yang bertumpu pada data primer, yaitu 1) teks tafsir ayat-ayat relasi keluarga dalam kitab al-Taḥrīr wa al-Tanwīr; (2) konsep maqāṣid ibn ‘Āsyūr dalam kitab Maqāṣid al-Syarīʻah al-Islāmiyyah. Sedangkan, data sekundernya yaitu semua informasi yang menjelaskan konsep maqāṣid, baik dalam bentuk buku maupun artikel-Jurnal. Data yang telah terhimpun dianalisis dengan teknik interpretasi fenomenologis dan komparasi.
Hasil kajian menunjukkan, bahwa; (1) Muhammad Tahir ibn ‘Āsyūr menformulasi tafsir maqāṣidīy berdasarkan teori maqāṣid syarīʻah-nya yang dibangun di atas 3 (tiga) pondasi, yaitu al-fiṭrah, al-maṣlaḥah, dan al-taʻlīl. Konsep al-fiṭrah dielaborasi menjadi 3 (tiga) prinsip, yaitu al-samāḥah, al-musāwah, dan al-ḥurriyyah. Konsep al-maṣlaḥah dikembangkan menjadi jalb al-manfa’ah dan dar’ al-mafsadah, dan Konsep al-taʻlīl (teknik kausasi) dikembangkan menjadi sifat-sifat atau kriteria-kriteria yang melandasi analogi dalam menunjukkan makna-makna utama yang berupa hikmah (al-ḥikmah) yang bermuara pada al-maṣlaḥah. Tafsir maqāṣidīy ibn ‘Āsyūr, sebagaimana tampak pada kitab al-Taḥrīr wa al-Tanwīr, mengambil metode tafsir eklektik, izdiwājī, yaitu menggabungkan pendekatan tekstual dan kontekstual, serta memadukan metode tafsir ma’ṣūr dan ra’yī. (2) ibn ‘Āsyūr menerapkan tafsir maqāṣidīy-nya dengan langkah-langkah; pertama, menginvestigasi konteks turun ayat melalui penyuguhan sabab nuzūl, syair-syair Arab Jahiliyah, dan mengeksplorasi realitas sejarah sosial-budaya Jahiliyah sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab sejarah yang ditulis oleh para pakar budaya. Tujuannya adalah menemukan semangat ayat, sebagai maqṣad dasar-intensial, dalam merespon kehidupan; kedua, menjelaskan kasus problematik dan isu yang berkembang yang melatarbelakangi turunnya ayat untuk mewujudkan fungsi bayāniyah ataupun tabyīn terhadap ayat; ketiga, mengulas teks ayat secara struktural dan gramatikal dengan paradigma ījāz (redaksi tekstual yang singkat, namun padat makna) disertai dengan analisis semantik untuk meng-endorse makna-makna idiomatik ayat agar dapat memperluas potensi makna-makna tekstual ayat; keempat, mendialogkan semangat ayat dengan problem kontekstual untuk menemukan makna-makna intensial-solutif, sebagai maqṣad teleologis, untuk dikomunikasikan dengan konteks kekinian, yaitu kondisi sosial-budaya era mufassir maqāṣidīy (ibn ‘Āsyūr); kelima mengimaginasi maqṣad teleologis menjadi makna-makna visioner-futuristik, sebagai telos atau hikmah ayat. Dengan demikian, tafsir maqāṣidīy tersebut berkontribusi dalam menghadirkan makna-makna gāyah ayat-ayat relasi keluarga yang dinamis dan solutif bagi kehidupan kontemporer. Akhirnya, walaupun ibn ʻĀsyūr telah menyajikan karya tafsir maqāṣidīynya dengan sangat baik, tetapi berdasarkan analisis peneliti, masih terdapat kekurangan, yaitu ketidakjelasan sistematika tafsir yang digunakannya. Berbeda dengan kitab tafsir al-Munīr karya Wahbah sebagai kitab tafsir yang sangat sistematis. Oleh sebab itu, direkomendasikan agar ada kajian lanjutan yang fokus pada penciptaan metode dan teknik tafsir maqāṣidīy yang definitif dan aplikabel.

ABSTRACT:
This dissertation explains the ibn ʻĀsyūr tafsir maqāṣidīy about family relation verses in the al-Taḥrīr wa al-Tanwīr. The researcher argues that the tafsir maqāṣidīy of ibn ʻĀsyūr which is based on the principles of al-fiṭrah, al-maṣlaḥah and al-ḥurriyyah which is aimed at explaning the moral message of the family relation verses can provide aspiration and wisdom that are applicable to contemporary life. The problems raised are, first, how is the formula for the ibn ʻĀsyūr tafsir maqāṣidīy? second, what is the contribution of the tafsir Maqāṣidīy of ibn ʻĀsyūr in developing the meaning of the family relation verses in the al-Taḥrīr wa al-Tanwīr? This study was conducted literally based on primary data, namely; 1) the text of the tafsir of the verses of family relations in the book of al-Taḥrīr wa al-Tanwīr; 2) the ibn ʻĀsyūr consept of al-maqāṣid which is discussed in the book of Maqāṣid al-Syarī’ah al-Islāmiyah. Meanwhile, secondary data is all informations that explain the al-maqāṣid concept both in the form of books and journal-articles. The collected data were analyzed using phenomenological interpretation and comparison techniques.
The results showe that, (1) Muhammad Tahir ibn ‘Āsyūr formulated the tafsir Maqāṣidīy based on his maqāṣid al-syarīʻah theory which was built on 3 (three) foundations, namely al-fiṭrah, al-maṣlaḥah, dan al-taʻlīl. The concept of al-fiṭrah is elaborated into three principles, namely al-samāḥah, al-musāwah, dan al-ḥurriyyah. The concept of al-maṣlaḥah was elaborated and developed into jalb al-manfaʻah and dar’ al-mafsadah. The concept of al-taʻlīl (causation technique) was developed into the characteristic of criteria that underlie analogy in showing the main meanings in the form of wisdom (al-ḥikmah) which leads to al-maṣlaḥah. The tafsir Maqāṣidīy of ibn ʻĀsyūr, as seen in the book al-Taḥrīr wa al-Tanwīr, takes an eclectic tafsir pattern, izdiwājī method, which combines textual and contextual approaches, and combines the ma’ṡūr and ra’yī method of tafsir. (2) ibn ʻĀsyūr applies his maqāṣidīy of tafsir with steps, firstly, investigating the context of the verses down through the presentation of sabab al-nuzūl, Arabic Jahiliyah poetry, and exploring the reality of the socio-cultural history of Jahiliyah as contained in historical books written by cultural experts. The aim is to discover the spirit of the verses, as the basic-intens maqṣad, in response to life; second, to explain the problematic cases and issues that develop behind the verses (sabab al-nuzūl of verse) to realize the function of bayāniyah or tabyīn of the verse; third, to review the text of the verse structurally and grammatically with the ījāz paradigm of verse (short term of the verse, but full of meaning) accompanied by semantic analysis to endorse the idiomatical meanings of the verse in order to expand to potential of the textual meaning of the verse; fourth, dialogue the spirit of the verse with contextual problems to find essential-solutif menanings, as a teleological maqṣad, to be communicated with contemporary context, namely the socio-cultural conditions of the maqāṣidīy mufassir era (ibn ʻĀsyūr); fifth, imagining teleological maqṣad into vicsionary-futuristic meaning, as telos or ḥikmah of verse). Thus, the tafsir Maqāṣidīy contributes in presenting the meaning of goal (gāyah) dynamic, relevant, and solutif family relation verses for contemporary life context. Finally, although ibn ʻĀsyūr has presented his maqāṣidīy tafsir works very well, so based on the researcher’s analysis, there are still deficiencies, namely the obscurity of the systematic of tafsir used. It is different from the al-Munīr by Wahbah al-Zuḥailī as avery systematic tafsir. Therefore, it is recommended that further studies be carried out which focus on creating definitif and applicable methods and techniques of tafsir maqāṣidīy.

Item Type: Thesis (Dr/PhD)
Uncontrolled Keywords: Tafsir maqāṣidīy; Tafsir Al-Quran; Makna teks Al-Quran; Relasi keluarga; Al-Taḥrīr wa Al-Tanwīr; Muhammad Al-Ṭāhir ibn ʻĀsyūr
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 27 Nov 2021 04:26
Last Modified: 27 Nov 2021 04:26
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/13986

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics