Kegilaan peradaban pada One Piece Lovers Semarang (tinjauan moralitas Michel Foucault dan etika Islam)
Mubarok, Luthfi (2020) Kegilaan peradaban pada One Piece Lovers Semarang (tinjauan moralitas Michel Foucault dan etika Islam). Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1404016034_Luthfi Mubarok_Tugas Akhir Lengkap.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Penelitian ini berjudul Kegilaan Peradaban pada One Piece Lovers Semarang (Tinjauan Moralitas Michel Foucault dan Etika Islam),Studi terhadap One Piece merupakan serial anime atau komik karya mangaka asal Jepang Eiichiro Oda. One Piece menceritakan tentang petualangan seorang anak bernama Monkey D. Luffy yang bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut dan menemukan harta karun One Piece. Di Semarang sendiri terdapat perkumpulan remaja-remaja yang memiliki kegemaran akan one piece, mereka menamai dengan sebutan one piece lovers Semarang. Memiliki kegemaran akan anime terkadang memiliki stigma yang kurang baik bahkan beberapa mengatakan gila, dari orang-orang yang notabene tidak mengetahui tentang anime.
Tujuan dalam penelitian ini guna mengetahui: (1) Bagaimana dinamika one piece. (2) Bagaimana kegilaan peradaban pada one piece lovers semarang perspektif Michel Foucault. (3) Bagaimana kegilaan peradaban ditinjau dari etika islam. Penulisan skripsi ini menggunakan metodologi penelitian lapangan (field research) dengan metode penelitian deskriptif kualitatif yang berlokasi pada one piece lovers semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode (1) wawancara; (2) observasi; dan (3) dokumentasi, serta data yang bersifat literatur sebagai penguat dari hasil penelitian lapangan berasal dari buku-buku yang relevan dengan yang diteliti. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis teori kegilaan peradaban Michel foucault.
Penelitian ini memiliki hasil sebagai berikut bahwa (1) Semarang merupakan kota yang cukup besar dengan didukung dengan infrastruktur-infastruktur yang mewadai seperti koneksi internet yang mewadai, serta banyak terdapat toko-toko ataupun gerai-gerai penjual buku atau manga dan aksesoris One Piece. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut membuat One Piece mudah diakses oleh penggemar baik dalam berupa video anime dari internet maupun manga yang dijual di toko-toko buku di kota Semarang. (2) Dari fenomena yang terjadi pada One Piece Lovers Semarang seperti kegilaan peradaban. Kegilaan yang pada awalnya diorientasikan kepada kaum minoritas, seiring perkembangan zaman terdapat pergeseran-pergeseran makna. Kegilaan sendiri mengalami perluasan makna. Jika dulu kegilaan seringkali diartikan sebagai sebuah gangguan kejiwaan yang dialami seseorang dan harus ditangani secara medis, maka sekarang kegilaan juga diartikan dan diperuntukkan untuk merefleksi keadaan zaman. Seperti halnya yang terjadi pada zaman sekarang kegilaan tidak seluruhnya merujuk kepada yang medis tetapi kepada sesuatu hal yang berbeda dari individu dengan individu yang lain, kelompok dengan kelompok yang lain. Mereka yang dianggap berbeda ini dianggap sebagai sesuatu kegilaan. (3) Menonton anime dalam konteksnya One Piece juga merupakan aktivitas yang banyak digemari berbagai kalangan. Dengan menonton One Piece, merupakan pilihan mereka dalam mengisi waktu luang ataupun cara seseorang melepas penat dari rutinitas kerja yang melelahkan. Dari anime tersebut kita mendapat inspirasi dan mendapat berbagai pelajaran dari isi cerita anime tersebut, serta memunculkan dorongan dan ketertarikan akan mempelajari Bahasa dan Kebudayaan Jepang. Tetapi terlalu sering menonton One Piece membuat seseorang asyik bahkan lupa akan kehidupan mereka. Memang melakukan kegiatan yang kita sukai dapat menjadikan seseorang merasa senang. Tetapi suatu kegiatan jika dilakukan secara sembarangan dan secara berlebihan juga tidak baik. Seperti kegemaran seorang akan anime (One Piece) yang mereka tunjukkan secara berlebihan tidaklah baik. Terlalu sering menonton One Piece menurut etika islam juga merupakan kegiatan yang membuang-buang waktu dan mubazir. Karena terlalu asyik dengan kegiatan tersebut kita lupa dengan kegiatan positif yang liannya. Kita boleh memiliki kegemaran akan sesuatu, tetapi sewajarnya saja jangan sampai melupakan kewajiban sebagai kita muslim.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | peradaban; One Piece Lovers; Moralitas; Michel Foucault; etika Islam) |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76237 - Aqidah Filsafat Islam |
Depositing User: | Ana Afida |
Date Deposited: | 03 Dec 2021 08:05 |
Last Modified: | 03 Dec 2021 08:05 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14148 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year