Simbolisme upacara bende becak di Desa Bonang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang (kajian semiotika Roland Barthes)
Khasanah, Siti Shoifatul (2021) Simbolisme upacara bende becak di Desa Bonang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang (kajian semiotika Roland Barthes). Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1704016059_Siti Shoifatul Khasanah_Full Skripsi.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Upacara Bende Becak merupakan upacara turun-temurun yang dilaksanakan setahun sekali pada tanggal 10 Dzulhijjah tepat saat hari raya Idul Adha. Upacara ini merupakan ritual penjamasan Bende Becak, yaitu berupa gong kecil yang merupkan benda peninggalan dari Sunan Bonang dulu. Upacara Bende Becak ini selain merupakan bentuk rasa syukur juga merupakan sebuah bentuk penghormatan dan mengenang jasa peninggalan dari seorang wali yang telah berjasa bagi perkembangan Islam. Adapaun alasan masyarakat mengikuti upacara Bende Becak yaitu mencari keberkahan dari peninggalan wali Allah yaitu Sunan Bonang..
Terdapat sesuatu hal yang unik dalam upacara Bende Becak, yakni keyakinan masyarakat terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam upacara upacara tersebut, yang mana mereka menganggap benda-benda yang terdapat dalam upacara Bende Becak tersebut memiliki tuah, dan dapat mendatangkan sebuah keberkahan tersendiri, sehingga setelah upacara selesai biasanya para pengunjung yang mengikuti upacara Bende Becak merebutkan benda-benda tersebut. Berangkat dari hal tersebut, bahwa penelitian ini dilakukan guna untuk mengetahui tentang apa saja simbol dalam upacara Bende Becak dan juga apa makna simbol-simbol dari upacara Bende Becak di desa Bonang kecamatan Lasem Kabupaten Rembang melalui perspektif dari semiotika Roland Barthes. Terutama mengenai makna denotasi, konotasi dan juga mitos.
Untuk memperoleh sebuah data yang obyektif dan konkrit tentang upacara Bende Becak didesa Bonang kecamatan Lasem kabupaten Rembang, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan juga turun ke lapangan mengikuti dan mengamati jalannya upacara secara langsung. Sehingga dari data tersebut diperoleh hasil mengenai simbol-simbol yang terdapat dalam upacara tersebut, yaitu: simbol kesucian, rasa syukur, dan juga kerekatan dan kerukunan. Kemudian sesuai dengan teori semiotika Roland Barthes yang mengkaji tentang simbol baik dilihat dari segi makna denotasi, konotasi, dan juga mitos ditemukan penjelasan mengenai makna simbolis dari unsur-unsur yang ada dalam upacara Bende Becak, yakni berupa: kain mori, air dengan campuran kembang telon, ketan kuning dengan unti, dan juga ancak bambu.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | simbolisme; Upacara; Bende Becak; Semiotika; Roland Barthes |
Subjects: | 400 Language > 401 Philosophy and theory 900 Geography and history > 920 Biography, genealogy, insignia > 929 Genealogy, names, insignia |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76237 - Aqidah Filsafat Islam |
Depositing User: | Ana Afida |
Date Deposited: | 07 Dec 2021 08:53 |
Last Modified: | 07 Dec 2021 08:53 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14292 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year