Fenomena ekranisasi menimbulkan beberapa perubahan, seperti penciutan, penambahan dan perubahan bervariasi. Namun perubahan tersebut justru mengakibatkan harapan masyarakat berubah karena mereka menganggap filmnya tidak seindah novel aslinya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap novel dan film Haji Backpacker yang difokuskan pada perubahan unsur intrinsik berupa alur, tokoh dan latar dalam ekranisasinya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sumber datanya adalah novel Haji Backpacker karya Aguk Irawan M. N. dan film Haji Backpacker karya sutradara Danial Rifki yang dikumpulkan menggunakan teknik membaca, menonton dan mencatat. Data yang terkumpul lalu dianalisis sesuai dengan teori struktural menurut Robert Stanton dan teori ekranisasi menurut Pamusuk Eneste. Novel Haji Backpacker awalnya terdiri dari 319 halaman, setelah melewati proses ekranisasi menjadi film berdurasi 1 jam 47 menit.
Ekranisasi pada film Haji Backpacker menghasilkan perubahan berupa penciutan, penambahan dan perubahan bervariasi. Secara keseluruhan, penciutan dalam ekranisasi film Haji Backpacker masih relevan dan wajar dilakukan, namun ada beberapa bagian novel yang seharusnya penting untuk divisualisasikan justru tidak divisualisasikan. Penambahan dalam ekranisasi film Haji Backpacker juga masih sangat relevan dengan novelnya, justru membuat film semakin menarik untuk ditonton dan tidak monoton. Perubahan bervariasi dalam ekranisasi film Haji Backpacker masih relevan dengan novelnya, namun beberapa scene justru mengakibatkan film kurang mendramatisasi seperti dalam novelnya