Permasalahan yang belakangan muncul di media sosial terjadi karena adanya semacam web forum dikolom komentar instagram, yang menyebabkan pengguna media sosial secara tidak sengaja membentuk sebuah kebudayaan baru yang dilakukan secara virtual dan dinamakan budaya komentar (Comment Culture). Umumnya alasan utama pengguna media sosial melakukan budaya komentar karena cara ini dianggap sebagai hak menyampaikan pendapat didepan publik. Tidak sedikit yang menganggap budaya komentar dapat mendatangkan masalah dan bersifat merugikan bagi penggunanya, karena dapat menyebabkan perang komentar buruk yang berujung pada masalah tindak pidana hukum. Mojok merupakan salah satu bagian dari kelompok surat kabar, yang memanfaatkan kehadiran internet dengan menambah platform pada media sosial berupa instagram untuk menarik pembaca dan meningkatkan traffic, dibuktikan dengan pengikut instagram (followers) yang sudah mencapai 179,2K. Idealnya pengguna media sosial tentunya harus mematuhi dasar komunikasi Islam, agar budaya komentar yang buruk seperti, tidak terdidik, mengandung ujaran kebencian, tidak menerapkan literasi, tidak mudah dipahami, menggunakan perbandingan yang kasar, perang ideologi, rasisme dapat diminimalisir. Selain itu, portal media juga baiknya tetap memiliki ciri khas lain, yakni dapat menaati apa yang dinamakan prinsip komunikasi Islam.
Dari latar belakang tersebut, penelitian ini merumuskan permasalahan yaitu Bagimana Isi Budaya Komentar dalam Praktik Pemberitaan di Media Sosial Instagram Mojokdotco ditinjau dari perspektif komunikasi Islam?. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode analisis isi kualitatif, yang bertujuan untuk menganalisis isi budaya komentar dalam praktik pemberitaan di Media Instgram Mojokdotco periode 1-14 April 2020, kemudian meninjaunya dari perspektif komunikasi Islam. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Ada lima tahapan dalam metode penelitian ini yaitu, penentuan unit analisis, penyusunan kategori, pengambilan sampel, koding data, dan analisis. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah, dari 28 pemberitaan dan 84 sample isi budaya komentar yang sudah dikategorikan berdasarkan sifat pro, kontra dan netral dalam komentarnya banyak yang tidak sesuai dengan komunikasi Islam terutama dalam kategori Qaulan Sadidan, Qaulan Balighan dan Qaulan Maysuran.