Di Desa Tambi ditemukan banyak pernikahan usia dini, tetapi saat ini mengalami penurunan. Turunnya presentase pernikahan usia dini di Desa Tambi tidak lepas dari peran Bina Keluarga Remaja (BKR). Pada tahun 2017 tercatat ada 11 pernikahan usia dini, pada tahun 2018 ada 10 pernikahan usia dini dan 2019 tercatat ada 8 pernikahan usia dini. Untuk mengatasi hal itu, perlu sinergi dari beberapa pihak termasuk orang tua, yang berperan besar dalam memberikan pola asuh yang benar terhadap anak dan remaja dengan penuh cinta dan kasih sayang. Ditambahi dari lembaga desa yaitu BKR untuk bisa meminimalisir bahkan mencegah pernikahan usia dini di Desa Tambi. ditambahi
Berdasarkan latar belakang diatas ada dua masalah yang dikemukakan, diantaranya adalah pertama bagaimana implementasi Bina Keluarga Remaja (BKR) dalam mencegah pernikahan usia dini di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo? Kedua bagaimana tinjauan hukum Islam tentang Bina Keluarga Remaja (BKR) dalam mencegah pernikahan usia dini di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo?
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), sifat penelitian adalah deskriptif analisis yaitu tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan menuturkan, menganalisa dan mengklarifikasi terhadap upaya Bina Keluarga Remaja (BKR). Lokasi penelitian di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, dalam penyusunan skripsi ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif yang berlandaskan pada Al-Qur’an, Hadist, kaidah-kaidah ushul fiqh, serta pendapat-pendapat para ulama dan pendekatan yuridis yaitu pendekatan berdasar pada perundangan yang berlaku di Indonesia (hukum positif) yakni Undang-undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan pertama, peran Bina Keluarga Remaja dapat meminimalisir dan mencegah pernikahan usia dini di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Peran yang dilakukan oleh kader BKR yaitu dengan melakukan konsultasi, sosialisasi dan penyuluhan terhadap pasangan suami istri usia subur dan orang tua yang memiliki remaja dan masyarakat umum tentang batas usia pernikahan, komunikasi orangtua terhadap anak remaja, pendewasaan usia pernikahan, TRIAD KRR dan program-program dari BKR lainnya. Terbukti kasus pernikahan dini di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo semakin turun. Kesimpulan yang kedua, dari sudut pandang sad Al-dzari’ah ada beberapa hal yang memunculkan mafsadat (kerusakan) dalam pernikahan dini. Mafsadat (kerusakan) yang berpeluang muncul tersebut adalah: 1. Menganggu kelangsungan rumah tangga, 2. Resiko meninggal ketika melahirkan, 3. Rentan dengan KDRT, 4. Rentan terhadap perceraian dikarenakan emosi yang tidak stabil pada usianya, 5. Pendidikan dan pekerjaan. Dengan demikian peran BKR dalam Pendewasaan Usia Pernikahan tidak bertentangan dengan hukum Islam, karena pembatasan usia pernikahan merupakan masalah ijtihadiyah yang disesuaikan untuk menjawab tantangan zaman yang sekarang semakin berkembang.