Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena relasi pasutri dual career long distance marriage yang memiliki prilaku yang berbeda dari keumuman pasangan suami istri, meliputi perubahan terhadap penunaian hak dan kewajiban serta konsekuensi yang diambil dari relasi suami istri dual career long distance marriage yang selama ini terjebak pada aspek-aspek normatif sehingga penelitian dengan tinjauan maṣlahah penting dilakukan. Dalam penelitian ini dimaksud untuk menjawab permasalahan 1) Bagaimana relasi pasangan dual-career long distance marriage dalam mewujudkan keluarga sakinah di Cigandamekar? 2) Bagaimana hukum pasangan dual-career long distance marriage dalam mewujudkan keluarga sakinah di Kecamatan Cigandamekar dalam tinjauan maslahah? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat lapangan (field reseach) dengan menggunakan metode fenomenologi dan ushul al-fiqh yang mengacu pada al-Hifz.
Penelitian ini menunjukan bahwa; 1) Relasi pasangan dual-career long distance marriage terjalin secara harmonis dengan tetap menjaga komitmen pernikahan meski dengan kondisi yang tidak ideal. Meskipun demikian, pasangan dual-career yang long distance marriage tetap melakukan hak serta kewajibannya masing-masing sesuai dengan yang telah disepakati. 2) Dengan menggunakan maqasid al-syariah Jasser Auda dalam melihat kemaslahatan relasi pasangan dual-career long distance marriage maka dapat disimpulkan bahwa kebolehan bagi pasutri menjadi dual career dan menjalani LDM karena adanya jalb al-mashalih (kemashlahatan) yang dicapai oleh rumah tangga dengan model demikian diantaranya: pertama, pasangan dual-career long distance marriage dapat menjalankan serta merawat hubungan rumah tangga dengan menjaga komitmen berkeluarga, management keluarga, dan proses komunikasi yang dibangun pasutri sehingga tidak berujung pada perceraian. Kedua, capaian-capaian berkarir bagi dual career tidak hanya diukur dari outputnya, namun outcomes yaitu al-hifz yang mencakup pasutri mampu memelihara agama (hifz al-din), mengembangkan potensi jiwa (hifz al-nafs) yang dimiliki supaya mampu memberikan kemanfaatan, kepedulian/proteksi terhadap anggota keluarga (hifz an-nasl), mengembangkan potensi akal (hifz al-aql), dan mendorong kesejahteraan, pembangunan dan pendapatan ekonomi keluarga (hifz al-mal).