Masyiatillah dalam Al-Qur’an : analisis semantik Toshihiko Izutsu
Innayati, Nafisah (2021) Masyiatillah dalam Al-Qur’an : analisis semantik Toshihiko Izutsu. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1704026127_Nafisah Innayati_Full Skripsi - Nafisa_ Inn.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Masyiatillah atau kehendak Allah memiliki hubungan yang erat dengan kejadian di masa mendatang seperti perencanaan terhadap sesuatu atau pengucapan sebuah janji. Dalam hal tersebut Islam menganjurkan umatnya untuk senantiasa mengucapkan kalimat Insya Allah yang bermakna jika Allah menghendaki dalam segala hal yang berhubungan dengan kejadian dimasa mendatang. Akan tetapi, pengamalan kalimat Insya Allah pada zaman sekarang sering kali di ucapkan untuk menjawab sesuatu yang bersifat keraguan. Kata ini seakan merupakan sebuah jawaban dikala kita merasa belum pasti apakah bisa memenuhi janji yang telah kita tunaikan, atau memang sudah ada niatan untuk tidak menepati janji itu, atau sebagai alasan permohonan maaf seandainya tidak bisa memenuhi janji dan juga sebagai ungkapan menolak dengan halus atas ajakan seseorang kepada kita.
Berawal dari pernyataan tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis secara kebahasaan terhadap kalimat Insya Allah ini. Penulis menerapkan metode semantik yang dipopulerkan oleh Toshihiko Izutsu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan kalimat Insya Allah yang sesuai dengan makna Al-Qur’an menurut perspektif Toshihiko Izutsu dengan metode semantiknya.
Dalam metode semantik ini, penulis menyimpulkan bahwa Insya Allah yang memiliki kata kunci Sya’a (شاء), jika kata tersebut diikuti dengan kata Allah (الله) maka berarti kehendak allah. Kata Sya’a (شاء) dalam Al-Qur’an juga memiliki arti al-ijad (الايجاد) yang berarti ciptaan, al-I’dam (الاعدام) yang berarti pelaksanaan dan al-qodr (القدر) yang berati ketetapan jika disandarkan kepada Allah. Namun jika disandarkan kepada makhluk (manusia) maka artinya adalah al-ishobah (الاصابة) yang berarti timpaan. Jadi Insya Allah bermakna Jika Allah menghendaki dan penggunaannya dalam konteks pengucapan janji bukan untuk menolak secara halus ataupun menjawab janji yang bersifat keraguan akan tetapi bermakna memasrahkan semua kehendak kepada Allah.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Insya Allah; Toshihiko Izutsu; semantik |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 27 Dec 2021 04:03 |
Last Modified: | 19 Feb 2022 07:56 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14922 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year