Studi kritik hadits larangan memakai za’farān bagi laki-laki
Wulandari, Pitriya (2020) Studi kritik hadits larangan memakai za’farān bagi laki-laki. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1504026033_PITRIYA WULANDARI_Full Skripsi - pitriya wulandari.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (8MB)
Abstract
Memakai wewangian adalah sunnah hukumnya bagi laki-laki. baik dipakai ketika hendak shalat, ke masjid, dan lainnya. Selain hukum memakainya sunnah, wewangian juga bisa menambah rasa percaya diri seseorang. Tetapi tidak semua jenis wewangian bisa dikenakan oleh laki-laki. sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa “wewangian perempuan bersifat tidak menyengat dan nampak warnanya sedangkan wewangian laki-laki bersifat menyengat dan tidak nampak warnanya”. Za’faran adalah sejenis wewangian yang memiliki warna nampak (kuning) dan memiliki harum yang tidak begitu menyengat, maka dalam hal ini Rasulullah Saw, melarang kaum laki-laki untuk memakai wewangian atau mencelup pakaiannya dengan Za’faran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hadits larangan memakai za’faran bagi laki-laki, makna dan hikmah dari larangan tersebut serta bagaimana aktualisasinya dengan masa sekarang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dengan memperoleh data dari kepustkaan (Library reseach) dan dikumpulkan secara tematik yaitu menelusuri berdasarkan tema. Sedangkan metode yang digunakan untuk pengolahan data penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu memaparkan hadits lengkap dengan sanad, matan, serta pendapat ulama mengenai hadits larangan memakai za’faran bagi laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sanad dan matan hadis larangan memakai za’faran bagi laki-laki berkualitas shahih dan ada beberapa yang riwayatnya hasan shahih, namun keduanya masih bisa dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, larangan ini memiliki beberapa alasan, 1) wewangian yang terbuat dari zafaran adalah wewangian yang dipakai wanita, sehingga Rasul melarang kaum laki-laki untuk mengenakannya, hal itu dimaksudkan agar kaum laki-laki tidak menyamai perempuan. 2) Memakai za’faran di badan lebih tidak disukai Rasulullah. Beberapa ulama ada yang memperbolehkan, selama memakainya hanya di rumah. Meskipun larangan ini tidak sampai haram namun mengikuti sunnah adalah lebih utama. 3) Za’faran memiliki zat aktif sebagai perangsang, yang hal itu dikhawatirkan bisa menjadikan madharat bagi seorang laki-laki jika mengenakannya
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kritik hadis; Za’faran |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.125 Hadits > 297.1251 Study of Text of Hadith |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Wati Rimayanti |
Date Deposited: | 12 Feb 2022 06:41 |
Last Modified: | 12 Feb 2022 06:41 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15096 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year