Relasi suami dan istri dalam Al-Qur’an menurut Kyai Husein Muhammad
Aliyah, Himmatu (2020) Relasi suami dan istri dalam Al-Qur’an menurut Kyai Husein Muhammad. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Himmatul_aliyah_1504026089_Skripsi - Himmatul Aliyah.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Islam adalah agama yang ajarannya mencakup semua aspek kehidupan. Agama ini datang dengan tugas-tugas syariat yang sama yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan. Begitu pula dengan hak-hak yang diberikan kepada keduanya. Dalam istilah jawa, perempuan sering disebut sebagai konco wingking dari laki-laki. Bagi perempuan yang telah mempunyai suami, dia harus selalu patuh terhadap perintah suami. Tidak boleh keluar rumah tanpa ijin suami, harus selalu memberikan tubuhnya kepada suami kapanpun dia dibutuhkan. Namun secara sosiologis, dalam kehidupan sehari-hari, sistem dan nilai-nilai budaya telah membuat perbedaan berdasarkan kepentingan laki-laki dan perempuan. Hal ini terjadi karena masyarakat hanya melihat aspek-aspek fisik (misalnya, perempuan adalah makhluk yang lemah), dan tidak memandang dari segi hakikat penciptaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang sama dan sederajat.
Penelitian ini membahas mengenai relasi suami istri dalam al-Qur’an menurut Kyai Husein Muhammad. Refleksi relasi suami istri dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penafsiran Kyai Husein Muhammad mengenai relasi suami istri dalam al-Qur’an. Adapun sumber data penelitian ini adalah data yang diperoleh dari buku karya Husein Muhammad, wawancara melalui telpon, buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan tema. Dan metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif-analisis.
Hasil penelitian ini yaitu, dalam membangun sebuah rumah tangga, antara suami istri harus saling kesalingan dalam pembagian tugas didalam keluarga, misalnya istri memasak suami membantu menjaga anaknya, dan sebagainya. Dalam hal ekonomi misalnya, menurut Husein Muhammad melihat wacana istri sebagai pencari nafkah adalah hal yang maklum dan biasa adanya. Dimana menurutnya mencari nafkah hanya dilakukan jika orang tersebut mampu, maka ketika terdapat istri yang mencari nafkah hal ini yang biasa dan diperbolehkan. Dan apabila seorang istri mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, maka secara otomatis ia berhak menjadi pemimpin dalam rumah tangga yang ia jalani bersama suaminya
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Relasi suami istri; Tafsir Al-Qur'an; Kyai Husein Muhammad |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Wati Rimayanti |
Date Deposited: | 12 Feb 2022 07:14 |
Last Modified: | 12 Feb 2022 07:14 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15106 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year