Banyaknya ragam resepsi al-Qur’an dikarenakan adanya persinggungan antara tradisi seni dan tradisi keagamaan. Penelitian ini mengkaji mengenai penggunaan ayat al-Qur’an dalam kesenian musikalisasi puisi di teater metafisis. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari ragam resepsi al-Qur’an, dimana ayat al-Qur’an disini dijadikan sebagai komposisi dalam pementasan musikalisasi puisi.
Penelitian ini dirancang dengan metode kualitatif dan termasuk dalam penelitian pustaka atau library research.Tujuan dari pada peneilitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana resepsi al-Qur’an dalam pementasan musikalisasi puisi teater metafisis Dunia Rumi dan bagaimana signifikansi pemaknaan al-Qur’an dalam naskah musikalisasi puisi Dunia Rumi.
Dalam penelitian ini penulis menemukan adanya resepsi eksegesis, estetis dan fungsional terhadap al-Qur’an dalam naskah musikalisasi puisi Dunia Rumi. Pemaknaan ayat-ayat al-Qur’an yang ada di dalam naskah diantaranya; Qs. Al-Mu’min (40): 78 merupakan pengantar pementasan, yang menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia tidak tahu apa-apa jika tidak mencari tahu. Dengan demikian crew teater metafisis memberi tahu apapun yang orang-orang tidak ketahui melalui musikalisasi puisi Dunia Rumi agar penonton menyaksikan dengan persepsi mereka masing-masing. Sedangkan Crew teater metafisis memaknai bahwa Qs. Yunus (40): 3-8 tersebut merupakan dalil yang digunakan oleh Jalaluddin Rumi sebagai metode untuk menafsirkan ayat-ayat kauniyah yang ada di sekitar kita.