Al-Qur‟an sejatinya merupakan kitab suci yang berisi ajaran- ajaran moral untuk menuntun manusia ke jalan yang lurus. Hanya saja, ketika al-Qur‟an di konsumsi oleh pihak publik, kitab tersebut mengalami pergeseran paradigma sehingga di resepsi dan di ekspresikan berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan masing-masing. Ekspresi tersebut tentu saja merupakan indikator konkret bahwa al-Qur‟an merupakan kitab suci yang senantiasa selaras dengan segala situasi dan kondisi. Model dan gaya resepsi tersebut bahkan kini terus di ekspresikan dan dilestarikan di Jama‟ah Pasar Waqi‟ah Palebon Pedurungan Semarang.
Dalam pembahasan penelitian ini, peneliti memfokuskan dalam resepsi al-Qur‟an yang ada di Jama‟ah Pasar Waqi‟ah Palebon Pedurungan Semarang. Hal ini berkaitan dengan teori yang digunakan peneliti, yakni teori resepsi al-Qur‟an. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mengungkap bagaimana orang merespon, menerima, memanfaatkan ataupun menggunakan al-Qur‟an sebagai teks yang memiliki maknanya sendiri. Selain itu, peneliti juga berusaha mengungkapkan bagaimana praktik penggunaan al-Qur‟an sebagai dzikir sehari-hari.
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian lapangan (Field Research). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode living Qur’an. Metode ini digunakan dengan tuuan untuk mengungkapkan praktik dzikir yang dilakukan di Jama‟ah Pasar Waqi‟ah Palebon Pedurungan Semarang. Dalam desainnya peneliti ini dirancang sebagai penelitian kualitatif. Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkannya dengan cara observassi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis penelitian yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan suatu situasi tertentu yang bersifat formal secara sistematis dan akurat.
Hasil penelitian ini yaitu: Pertama, surat al-Waqi‟ah di Jama‟ah Pasar Waqi‟ah dipraktekan dengan di fungsikan sebagai dzikir dan wirid serta kegiatan dilakukan setelah sholat magrib dan untuk malam minggu dilakukan tengah malam bagi kaum laki-laki. Kedua, makna dari praktek pembacaan surat al-Waqi‟ah ini diyakini dengan barokah bacaannya mampu mempermudah datangnya rezeki. Resepsi yang ada di Jama‟ah ini termasuk dalam resepsi fungsional. Resepsi fungsional di jama‟ah ini di resepsi dengan teori Jauss yang dikenal dengan horizon harapan, teori Jauss ini lebih menitikberatkan pada sejarahnya yaitu harapan yang diinginkan oleh pembaca dari pembacaan surat al-Waqi‟ah ini adalah kemudahan dalam mencari rezeki.