Nabi Muhammad SAW. Menganjurkan umat Islam untuk menghidupkan malam Nisfu Sya’ban, kaum muslim khususnya di Nusantara berkumpul di masjid-masjid atau surau-surau untuk berzikir dan membaca surat Yaasiin 3 kali secara berjamaah. Kegiatan tersebut seperti yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Ikhsaniyah Kalipancur Semarang yang di pimpin oleh KH. Ahmad Basri. Dalam rangka menghidupkan malam Nisfu Sya’ban, semua santri-santriwati dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Al-Ikhsaniyah Kalipancur Semarang dipimpin oleh KH. Ahmad Basri melakukan kegiatan amalan-amalan pada malam Nisfu Sya’ban di masjid Al-Ikhlas. Adapun rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana praktek pembacaan surat Yaasiin pada malam Nisfu Sya’ban di Pondok Pesantren Al-Ikhsaniyah Kalipancur Semarang, Apa makna pembacaan surat yaasiin pada malam Nisfu Sya’ban di Pondok Pesantren Al-Ikhsaniyah Kalipancur Semarang.

Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut, peneliti menggunakan penelitian lapangan (fileld research). Sumber data primer dari peneliti ini adalah: wawancara kepada pengasuh, pengurus, santri Pondok Pesantren Al-Ikhsaniyah dan masyarakat serta juga mengamati kegiatan-kegiatan yang ada di pondok, sedangkan sumber data sekundernya adalah kitab Maa Dzaa Fii Sya’ban karya Prof. Dr. Sayyid Muhammad Ibn Alawi Al-Maliki Al-Hasani, serta literature-literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan tema yang dibahas dalam penelitian ini. Dan analisis data yang digunakan penulis adalah analisis deskripsi. Analisis ini berdasarkan pada fenomena analisa empiris terhadap pembacaan surat Yasin pada malam Nisfu Sya’ban di pondok Pesantren Al-Ikhsaniyah Kalipancur Semarang, ini untuk mengetahui kesesuaian antara realitas di lapangan dengan mendeskripsikan dan mengkomparasikan pembacaan surat Yaasiin pada malam Nisfu Sya’ban di Pondok Al-Ikhsaniyah Kalipancur Semarang yang dikemukakan dalam studi kepustakaan yang tertuang dalam landasan teori.

Hasil penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: pertama, Praktek pembacaan surat Yaasiin Pada malam Nisfu Sya’ban di Pondok Pesantren al-Ikhsaniyah dalam persiapannya para pengurus menyuruh santri Al-Ikhsaniyah berkumpul di masjid sebelum sholat Maghrib. Setelah shalat maghrib pukul 18.00 WIB – 19.00 WIB, pembacaan surat Yaasiin dipimpin langsung oleh Drs. KH. Ahmad Basri selaku pengurus Pondok Pesantren yang diikuti oleh santri dan masyarakat sekitar. Pembacaan surat Yaasiin dibaca sebanyak 3x disertai dengan doa, membaca sholawat, membaca istighfar dan dua kalimat syahadat dan di tutup do’a lalu ditutup dengan do’a. Setelah kegiatan tersebut para santri, pengurus dan masyarakat makan bersama-sama. Kedua, pembacaan surat Yasin yang dilaksanakan di Pondok Pesantren al-Ikhsaniyah yang saya teliti ini memiliki perbedaan, karena acara malam Nisfu Sya’ban yang biasa dilakukan pembacaaan surat Yasin dan do’a bersama sebagaiman pada umumnya, di Pondok Pesantren ini dilakukan dengan cara dihadiri oleh mukimin anak-anak Dhuafa dan santri Pondok Pesantren tersebut, serta jama’ah anak-anak Yatim Piatu yang turut menghadiri dan melaksanakannya, sedangkan masyarakat di lingkungan Pesantren tersebut hanya turut melaksanakan prosesi acara meskipun bukan menjadi jama’ah mayoritas.

Hal ini dilakukan oleh pengurus Pondok Pesantren Al-Ikhsaniyah dengan dasar tujuan guna mempertajam do’a yang dipanjatkan kepada Allah, sebagaimana yang termaktub dalam Hadis Shahih Rasulullah Muhammad SAW, bawasanya do’a dari Fuqara dan masakin juga dari kalanganYatim-Piatu memudahkan meraih ijabah do’a dari Allah.