AHMAD SYARIF HIDAYAT – NIM. 131111129 Implementasi Bimbingan Keagamaan Dalam Meningkatkan Perilaku Prososial Santri Eks Gangguan Jiwa Di Pondok Pesantren Maunatul Mubarok Sayung Demak.
Makhluk sosial dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat di tuntut untuk menunjukkan perilaku sosial yang positif atau disebut juga perilaku prososial. Perilaku prososial diartikan sebagai perilaku yang mempunyai akibat atau konsekuensi positif bagi orang lain. Perilaku prososial menurut Komaruddin dan Khoiruddin (2016: 151) merupakan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis data dilakukan secara triangulasi (gabungan).
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pengasuh, pengurus dan klien/santri eks gangguan jiwa di pondok pesantren maunatul mubarok sayung demak untuk sumber data sekunder penulis memperoleh data dari buku, jurnal ataupun hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian ini. Sedangkan untuk menganalisis data dan menguji keabsahan data yang diperoleh dengan menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, dengan berlandaskan pada fokus penelitian yaitu bagaimana implementasi bimbingan keagamaan dalam meningkatkan perilaku prososial santri eks gangguan jiwa dan apa relevansi implementasi bimbingan keagamaan dengan perilaku prososial santri eks gangguan jiwa di Pondok Pesantren Maunatul Mubarok Sayung Demak adalah Implementasi Bimbingan Keagamaan di Pondok Pesantren Maunatul Mubarok Demak, yaitu terdapat metode bimbingan keagamaan yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan keagamaan di Pondok Pesantren Maunatul Mubarok Sayung Demak, materi bimbingan keagamaan adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam rangka suksesnya bimbingan agama, karena harus mengetahui kebutuhan santri eks gangguan jiwa dan disesuikan dengan situasi dan kondisi santri.
Implementasi bimbingan keagamaan dengan perilaku prososial santri eks gangguan jiwa di Pondok Pesantren Maunatul Mubarak mempunyai relevansi, hal itu dapat disimpulkan bahwa suatu usaha membimbing seseorang ke arah yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam, artinya setelah mendapatkan bimbingan orang dengan sendirinya akan menjadikan agama sebagai pedoman dan pengendali tingkah laku, sikap dan geraknya dalam kehidupanya.
Implementasi bimbingan keagamaan akan sangat penting dalam meningkatkan perilaku prososial santri. Santri yang telah mendapatkan bimbingan maka akan bervariasi pula kemampuan para santri dalam menunjukkan perilaku prososial mereka. Sebagai tolak ukur dalam meningkatkan perilaku prososial santri dapat dilihat dari tindakan mereka, saling membantu, tolong-menolong, perduli terhadap sesama dll. Sehingga hipotesis yang penulis kemukakan adalah implementasi bimbingan keagamaan dengan perilaku prososial mempunyai relevansi sesuai dengan tujuan dan fungsi dari bimbingan itu sendiri, yaitu ada usaha untuk membimbing seseorang ke arah yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam sehingga mereka mampu menunjukkan perilaku sesuai syariat Islam, atau berakhlakul karimah serta berperilaku prososial.