Dalam proses kegiatan dakwah terdapat salah satu unsur yang sangat penting dan memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan proses aktivitas dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’u , unsur tersebut yaitu metode dakwah. Pentingnya metode dakwah juga bisa memperlihatkan bahwa tata cara dalam berdakwah lebih penting dari materi dakwah itu sendiri. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode dakwah KH. Maimoen Zubair.
Penelitian ini dilkakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data yang didapat adalah melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan analisis data. Penulis meneliti dengan mengumpulkan data melalui observas langsung ke lapangan, melalui wawancara. Apabila dilihat dari objeknya penelitian ini termasuk penelitian lapangan atau field research, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu baik di lembaga-lembaga organisasi masyarakat (sosial) maupun lembaga pemerintah.
Aktivitas dakwah KH. Maimoen Zubair terbagi dalam empat aspek, yang pertama, KH. Maimoen Zubair sebagai pengasuh pondok pesantren dalam dakwahnya menerapkan metode pegajaran dan pendidikan Islam, melalui santrinya KH. Maimoen Zubair menyebarkan ilmu agama. Dari segi objek dakwah termasuk dakwah fi’ah. Karena, yang mad’u yang mengikuti proses dakwahnya hanya para santri. Kedua, KH. Maimoen Zubair sebagai kiai atau tokoh masyarakat, menerapkan metode mauidza hasanah di pengajian ahadan Tafsir Jalalain yang diikuti banyak mad’u dari semua kalangan maka dalam objek dakwahnya di kategorikan dakwah ummah. Karena objek dakwah yang mengikuti pegajiannya masyarakat umum tanpa terbatas. Ketiga, KH. Maimoen Zubair sebagai tokoh politisi, yang mana dalam dunia politik sering terjadi perbedaan argument, maka dari itu KH. Maimoen Zubair menerapkan metode mujadalah yaitu perdebatan yang baik tanpa adanya perpecahan. Dan sering sekali para pejabat politisi dating di kediamannya untuk meminta masukan dan doa restu. Maka, dari segi objek dakwah termasuk pola dakwah fardhiyah. Karena, bertemu secara interpersonal. Keempat, KH. Maimoen Zubair sebagai tokoh NU atau bangsa, dalam pertemuan dengan para nadliyin selalu di tunggu hujjah-hujjahya yang tidak pernah bertentangan dengan al-Qur’an dan hadits. Jadi, KH. Maimoen Zubair menerapkan metode bil hikmah. hikmah adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar dan pasti yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan. Jika dari segi objek dakwah termasuk pola dakwah fardhiyah yang mana KH. Maimoen Zubair memberikan petuah-petuah secara interpersonal kepada para nadliyin.