Pekerja merupakan orang yang menerima upah atas hasil kerjanya. Gerakan pekerja merupakan cikal dari gerakan sosial di Indonesia. Kota semarang tempat berdirinya sarikat islam merah yang menginisiasi berdirinya Partai Komunis Indonesia (PKI). KSPN Kota Semarang merupakan serikat pekerja dengan massa terbanyak di Kota Semarang. Pengurus Unit Kerja (PUK) KSPN PT Sai Apparel Industries Semarang merupakan basis massa terbesar KSPN Kota Semarang. Oleh sebab itu, peneliti ingin melihat gerakan pekerja PUK KSPN PT Sai Apparel Industries dalam memperjuangkan hak-haknya dengan beban sejarah kota Semarang yang merupakan cikal bakal PKI. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan penelitian ini terdiri dari bagaimana strategi pergerakan PUK KSPN PT Sai Apparel Industries dan hambatan serta tantangan dalam memperjuangkan haknya di kota Semarang.
Penelitian Strategi Gerakan Pekerja Pada Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Kota Semarang (Studi Kasus di PT. Sai Apparel Industries) ini membahas bagaimana strategi, hambatan dan tantangan gerakan PUK KSPN PT Sai Apparel Industries dalam memperjungkan hak-haknya di Kota Semarang. Peneliti melakukan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Teknik analisis data yang digunakan analisis model Miles dan Huberman. Kajian Penelitian menggunakan Teori Konflik Karl Marx dengan perspektif Multimuka Marxisme.
Strategi Gerakan Pekerja Pada Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Kota Semarang (Studi Kasus di PT. Sai Apparel Industries) yaitu pertama, pengorganisasian keanggotaan PUK KSPN dengan penguatan organisasi, berdikari dalam bidang ekonomi dan resiprositas antar pekerja. Kedua, strategi advokasi pekerja KSPN dengan pembentukan aliansi advokasi pekerja dan aktivisme pekerja KSPN. Ketiga, pendidikan pekerja perempuan yang bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Hambatan dan tantangan pekerja berasal dari adanya fragmentasi gerakan PUK KSPN PT Sai Apparel Industries dengan serikat pekerja lainnya yang harus adanya reposisi pekerja disertai dengan penyadaran terhadap pekerja. Selain itu, perpolitikan pekerja yang masih belum menemukan kolektivitas perpolitikan pekerja disertai dengan masifnya basis dukungan pekerja yaitu mahasiswa, LSM, Universitas dan lemahnya pemanfaatan internet.