Anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental ini sering mengalami kesukaran dalam mengikuti pendidikan selayaknya anak normal, anak-anak tersebut harus mendapat pendidikan yang baik terutama dari keluarganya sehingga mereka lebih mandiri, minimal untuk aktivitas sehari-hari. Namun pada kenyataannya tidak semua keluarga yang dapat menerima kondisi kelainan yang dialami anaknya, Bagi keluarga yang ikhlas mengasuh anak retardasi mental memiliki orientasi kebahgaiaan yagn berbeda, arrena terkadang Kebahagiaan memberikan efek yang positif pada manusia. Orientasi kebahagiaan dapat mempengaruhi tindakan dan pilihan aktivitas yang dilakukan individu dalam mengasuh anak retardasi mental.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola orientasi happiness pada oang tua yang memiliki anak retardasi mental?. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif, dengan sumber data dari orang tua memiliki anak retardasi mental yang sekolah di SLB N Blora dan sumber data lainnya dalam penelitian ini adalah buku, jurnal, dan artikel yang terkait dengan tema penelitian. Data di peroleh dengan menggunakan metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis data dengan metode analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan: pola orientasi happiness pada orang tua yang memiliki anak retardasi mental adalah rasa syukur dengan dititipi anak meskipun dalam keadaan retardasi, perjalanan waktu dalam mengasuh menjadikan semakin bersyukur dan semakin sayang dengan anaknya, kekurangan yang dimiliki anak tersebut harus diterima dengan keikhlasan, setiap perkembangan yang dimiliki anaknya adalah kebahagiaan baginya. Kesabaran, kasih sayang merupakan faktor utama dalam mengasuh dan mendidik anak retardasi mental