Rajungan merupakan sumber keanekaragaman hayati perairan Indonesia yang memiliki nilai ekonomi dan nilai gizi tinggi sehingga menjadi komoditas ekspor. Menurunnya populasi rajungan di alam mendorong untuk dikembangkannya usaha budidaya, sehingga kebutuhan pasar dapat terpenuhi tanpa merusak populasi mereka di alam. Masalah yang dihadapi budidaya pembenihan rajungan adalah rendahnya kelangsungan hidup dan ketahanan terhadap stress pada stadia larva yang disebabkan rendahnya mutu pakan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelangsungan dan pertumbuhan larva rajungan (Portunus pelagicus) stadia megalopa sampai crab1 setelah diberi pakan Artemia sp. yang diperkaya minyak ikan salmon dan minyak cumi untuk menghasilkan tingkat kelangsungan hidup dan petumbuhan larva rajungan (Portunus pelagicus) stadia megalopa sampai crab 1 yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap yang terdiri atas empat perlakuan dengan tiga ulangan, mencakup yaitu: A (kontrol), B (pengayaan Artemia sp. yang diperkaya dengan kombinasi minyak ikan salmon 0,5 g/L), C (pengayaan Artemia sp. yang diperkaya dengan kombinasi minyak ikan salmon 0,25 g/L dan minyak cumi 0,25 g/L). dan D (pengayaan Artemia sp. yang diperkaya dengan kombinasi minyak cumi 0,5 g/L). Parameter yang diuji adalah laju pertumbuhan (panjang mutlak, lebar karapas, bobot larva rajungan) dan tingkat kelangsungan hidup. Parameter penunjang yang diamati adalah kualitas air (pH, suhu, oksigen terlarut (DO) dan salinitas) dan perkembangan larva rajungan.Analisis data yang dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji ANOVA (Analysis of Varience) dengan tingkat kepercayaan 95% dengan Uji BNJ (Beda Nyata Jujur ) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan Artemia sp. yang diperkaya dengan kombinasi minyak ikan salmon dan minyak cumi memberikan pengaruh nyata pada kelangsungan hidup larva rajungan (Portunus pelagicus) stadia megalopa berdasarkan hasil uji ANOVA pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai signifikansi 0,02 dankombinasi dosis yang optimal untuk pengayaan menggunakan minyak ikan salmon dan minyak cumi pada perlakuan B (kombinasi minyak ikan salmon 0,5 g/L dan minyak cumi 0,0 g/L) menghasilkan kelangsungan hidup (rata-rata 11%) berdasarkan uji lanjut BNJ pada taraf kepercayaan 95%.