Fenomena meminum air gentong merupakan kebiasaan adat bagi para peziarah makam Sunan Kalijaga. Air gentong berasal dari sungai Kalijajar yang jaraknya ±300 meter dari area pemakaman. Saat ini pengolahan diendapkan ke dalam bak penampungan dan disalurkan ke dalam gentong lewat penyaringan (filter). Namun tidak ada proses sterilisasi biologis melalui perebusan maupun radiasi sinar untuk mematikan mikroorganisme yang dapat tumbuh di air. Belum diketahui mengenai kelayakan konsumsi secara kimia, fisika, dan mikrobiologi. Peraturan Menteri Kesehatan mensyaratkan beberapa kualitas air secara fisik, kimia, dan biologisnya. Oleh karena itu perlu diadakannya penelitian kelayakan konsumsi berdasarkan indikator fisik, kimia, dan biologis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi fisik dan kimia serta sifat mikrobiologis berdasarkan keberadaan mikroba koliform pada air gentong peninggalan sunan Kalijaga di Kadilangu Demak sebagai indikator syarat kelayakan konsumsi. Jenis dari penelitian ini kualitatitf deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Air Gentong Peninggalan Sunan Kalijaga tergolong layak secara fisik dan kimia dengan karasteristik air jernih (tidak berwarna), tidak berbau, tidak berasa, suhu , pH 7,36-7,83, TDS= 253-285 ppm, DO= 0,6 - 0,9 mg/L, dan kandungan garam= 0 ppt. Namun Air Gentong tersebut tidak layak secara mikrobiologis untuk dikonsumsi karena mengandung bakteri koliform sebanyak 11-28 MPN/ 100 mL air sampel. Perlu adanya penambahan radiasi sinar UV atau pemanasan suhu tinggi dalam pengolahan air gentong agar tidak diragukan lagi keamanan untuk dikonsumsi.