Keluarga sejahtera adalah sebuah komitmen besar dengan perjanjian serius yang dimaksudkan sebagai usaha menjaga fungsi reproduksi untuk menuju keluarga yang penuh kasih sayang. Pola keluarga sejahtera identik dengan implementasi konsep muasyarah bil ma’ruf.
Pada kenyataannya pola muasyarah bil ma’ruf dalam kehidupan rumah tangga dipahami secara berbeda. Ulama klasik mengartikan bahwa perkawinan adalah sebuah akad yang memberi kuasa kepada laki-laki untuk memperoleh kepemilikan atas tubuh perempuan. Akibat dari implementasi pemahaman konsep klasik ini banyak melahirkan persoalan dalam ranah domestik keluarga. Perempuan selalu dianggap sebagai pihak nomer dua, dilarang untuk melakukan kerja-kerja publik, bahkan sering menjadi korban KDRT, terdiskriminasi, marjinal, bahkan korban dari implementasi poligami yang salah kaprah.
Musdah Mulia dan Husein Muhammad sebagai tokoh Islam di Indonesia memberikan tawaran yang berbeda. Menurut Musdah Mulia dan Husein Muhammad berdasarkan pada buku-bukunya menjelaskan bahwa untuk mencapai keluarga sakinah yang ideal setidaknya harus sesuai dengan beberapa prinsip pokok. Harapannya ketika prinsip pokok ini dikerjakan dan diimplementasikan dengan sebenar-benar dan sebaik-baiknya akan memberikan dampak yang positif bagi keutuhan keluarga utamanya dalam mencegah praktik poligami. Oleh karena itu, penelitian ini dimulai dengan mencari konsep keluarga sakinah menurut Musdah Mulia dan Husein Muhammad; dan bagaimana analisa dari dua pendapat tokoh ini terhadap strategi membentuk keluarga sakinah.
Penelitian ini bertujuan untuk secara umum mengetahui bagaimana strategi yang ditawarkan Musdah Mulia dan Husein Muhammad terhadap strategi membentuk keluarga sakinah; serta mengetahui bagaimana analisa pendapat Musdah Mulia dan Husein Muhammad terhadap strategi membentuk keluarga sakinah utamanya dalam hal mencegah praktik poligami. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dimana sumber data yang diperoleh dari karya dua tokoh tersebut. Penulis juga menggukan metode pengumpulan data dengan teknik dokumentasi kemudian dianalisa dengan moteode analisa deskriptif-komparatif.
Dari hasil peneitian ini, penulis menemukan prinsip untuk mencapai keluarga sakinah ada lima prinsip yaitu: komitmen besar, cinta kasih sayang yang amat tulus, prinsip persamaan, prinsip pergaulan yang sopan santun, dan prinsip monogami. Selain itu Huseim Muhammad menawarkan tiga prinsip yakni: prinsip kesamaan, prinsip keseimbangan, dan prinsip keadilan. Keduanya sepakat bahwa poligami adalah sebuah penafsiran dari ayat al-Qur’an yang salah, kamprahnya hukum positif Indonesia menjamin poligami ini dengan prinsip ijin dan keadilan yang sulit sekali dicari standar adil itu sendiri.