Terorisme dalam perkembangannya telah membangun organisasi dan mempunyai jaringan global. Kelompok-kelompok terorisme yang beroperasi di berbagai negara telah terkoordinasi oleh satu jaringan internasional serta mempunyai hubungan dan mekanisme kerjasama satu dengan yang lain. Motif teror yang dilakukan oleh jaringan terorisme diberbagai tempat dan wilayah, tidak lagi sebatas tujuan politik semata, melainkan tujuan secara individual yang di bingkai dengan ideologi yang mengatasnamakan agama. Isu tentang terorisme pun sering diangkat dalam sebuah film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stereotip terorisme terhadap Islam dalam Film “Hotel Mumbai”. Film merupakan sarana komunikasi audio visual yang sangat diminati khalayak, karena menyajikan rentetan cerita, gambar dan musik yang menarik. Film juga dapat menjadi hiburan tersendiri bagi penontonnya yang sedang memanfaatkan waktu luang, karena dengan menonton film dapat menghilangkan rasa lelah dan bosan yang ditimbulkan dari aktivitas sehari-hari. Penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content analysis) Krippendorff yang bertujuan untuk menganalisis secara mendalam Stereotip teroris dalam Film Hotel Mumbai. Terdapat lima tahapan dalam metode penelitian ini yaitu Unitizing (Pengunitan), Recording (Perekaman atau Pencatatan), Recuding (Penyederhanaan), Inferring (Konteks), Narrating (Hasil). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Hasil dari penelitian Stereotip Terorisme terhadap Islam dalam Film “Hotel Mumbai” dikelompokkan menjadi empat meliputi, a) Kekerasan, kekuatan atau ancaman; b) Terorisme untuk mencapai tujuan; c) Efek dan reaksi psikologis; c) Tindakan politik.