Etnografi komunikasi dakwah dalam film “Liam dan Laila”
Innaya, Nisvia Okta (2020) Etnografi komunikasi dakwah dalam film “Liam dan Laila”. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1601026004_Nisvia Okta Innaya_Skripsi Lengkap.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Penelitian dengan judul “Etnografi Komunikasi Dakwah dalam Film Liam dan Laila” ini menjabarkan tentang budaya pernikahan Minangkabau yang ada di dalam film “Liam dan Laila”. Film ini mengangkat sisi lain kehidupan orang Minangkabau. Liam dan Laila bercerita tentang gadis asli Minang bernama Laila jatuh cinta kepada Liam yang berkebangsaan Prancis. Keluarga Laila dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan, termasuk urusan pernikahan, tidak mudah bagi Liam untuk menikahi Laila. Kedatangan Liam menjadi awal pertentangan ideologis oleh keluarga besar Laila. Kecurigaan juga muncul dari semua orang yang mengetahui bahwa kedatangan Liam untuk mempersunting Laila hanya berawal dari perkenalan di sosial media dan menghawatirkan niat Liam untuk menikahi Laila hanya untuk mencari kelemahan Islam. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan etnografi komunikasi dakwah yang ada di dalam film “Liam dan Laila” dengan studi analisis etnografi. Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Hymes memperkenalkan ethnography of speaking ini sebagai pendekatan baru yang memfokuskan dirinya pada pola perilaku komunikasi sebagai salah satu komponen penting dalam sistem kebudayaan dan pola ini berfungsi diantara konteks kebudayaan yang holistik dan berhubungan dengan pola komponen sistem yang lain. Teknik pengumpulan data dengan Film Liam dan Laila yang dapat ditonton melalui App Mobile ‘Iflix’. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana adat pernikahan yang ada di Minangkabau, proses sebelum pernikahan di Minangkabau, pernikahan di Minangkabau, serta relevansi dan implikasinya dengan dakwah. Beberapa ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pernikahan di Minangkabau terlebih dahulu harus dipertimbangkan batas-batas yang ada serta mengingat apa yang paling ideal. Jalan menuju kebenaran sebagai suatu tujuan masyarakat adalah jalan mufakat (musyawarah mufakat), bajanjang naik batanggo turun yakni segala sesuatu harus mengikuti jalur /aturan/urutunnya/agar tertib dan terlaksana dengan baik. Meskipun melalui proses musyawarah dan mufakat keluarga besar Laila yang cukup panjang dan menuai berbagai permasalahan, pada akhirnya segala keputusan diberikan sepenuhnya kepada Laila yang akan menjalani perkawinan tersebut, permasalahan seperti ini di Minangkabau hanya tinggal bekas-bekasnya dalam artian tidak ada lagi murni menurut hukum adat. Hal ini menunjukkan bahwa Minangkabau adalah adat yang prinsip dengan keyakinan, namun adaptif terhadap hal yang baru.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Analisis Wacana; Media Komunikasi; Analisis Film; Etnografi |
Subjects: | 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.2 Komunikasi 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.2 Komunikasi > 302.23 Media komunikasi, Media massa 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.2 Komunikasi > 302.24 Content |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70233 - Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) |
Depositing User: | Umar Falahul Alam |
Date Deposited: | 19 Feb 2022 03:09 |
Last Modified: | 19 Feb 2022 03:09 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15410 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year