Studi komparasi hukum pidana Indonesia dan hukum pidana Islam tentang necrophilia
Budiman, Arif (2020) Studi komparasi hukum pidana Indonesia dan hukum pidana Islam tentang necrophilia. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
132211017_Arif Budiman_Full Skripsi - Arif Budiman.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari konsep seksualitas. Seksualitas pada awal mulanya dipahami sebagai ungkapan yang dipakai dalam ilmu biologi dan ilmu hewan. Tetapi kemudian kata ini mengalami pergeseran makna menjadi seksualitas sama dengan melakukan seks. Secara konvensional hubungan seksual harus dilakukan antara dua orang yang masih hidup, jenis kelamin yang berbeda, dan dalam naungan legalitas pernikahan. Seiring berkembangnya jaman ternyata timbul suatu kasus hubungan seksual yang terjadi di luar norma itu. Skripsi ini meneliti tentang penyimpangan seksual necrophilia atauوطء الميتة . Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian hukum normatif atau hukum doktriner, juga disebut sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen. Penelitian hukum doktriner dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain. Penelitian kepustakaan ini dilakukan terhadap data sekunder di perpustakaan, dengan cara mengumpulkan data hukum pidana Indonesia dan hukum pidana Islam yang berkaitan dengan necrophilia. Baik itu dari buku, surat kabar, artikel, dan sumber kepustakaan lainnya yang mendukung penelitian ini. Data penelitian yang telah diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 10 (sepuluh) tipe necrophilia yaitu role players, romantic necrophile, necrophilic fantasizers, tactile necrophiles, fetihistic necrophiles, necromutilomaniacs, opportunistic necrophiles, regular necrophiles, homicidal necrophiles, dan exlusive necrophiles. Menurut KUHP, perbuatan menyetubuhi mayat belum terkategori sebagai tindak pidana karena tersandung asas legalitas. Necrophilia hanya diancam pidana ketika diekspresikan dalam bentuk pornografi yang tertuang di Pasal 4 ayat (1) UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Namun pada tipe role players, necrophili fantasizers, dan homicidal necrophiles memungkinkan adanya penuntutan. Meskipun bukan karena persetubuhannya terhadap mayat. Dari pandangan hukum Pidana Islam, semua ulama sepakat bahwa menyetubuhi mayat merupakan perbuatan haram dan amoral. Tetapi mereka tidak sepakat dalam menentukan jenis hukumannya. Pendapat pertama menyatakan harus di ta’zir, dan pendapat kedua harus di had.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Necrophilia; Hukum Pidana Islam; KUHP |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74231 - Hukum Pidana Islam |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 26 Feb 2022 07:31 |
Last Modified: | 26 Feb 2022 07:31 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15461 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year