Faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan rukyat, diantaranya keadaan geografis yang mendang pandang ufuk barat serta kondisi cuaca di lokasi. Seperti halnya lokasi pengamatan hilal Hutan Mangrove Kaliwlingi, Brebes telah melakukan pengamatan hilal sebanyak empat kali dengan keberhasilan satu kali melihat hilal. Penulis merasa lokasi pengamatan hilal Hutan Mangrove Kaliwlingi, Brebes layak untuk diteliti. Apalagi jika ditinjau dari tingkat polusi cahaya di tempat tersebut apakah layak atau tidak untuk dijadikan sebagai lokasi pengamatan hilal. Tujuan penulis dalam penelitian ini Menelusuri dan mengetahui pengaruh polusi cahaya terhadap visibilitas hilal dan untuk. Mengetahui tingkat kelayakan POB Hutan Mangrove Kaliwlingi, Brebes sebagai tempat rukyatul hilal ditinjau berdasarkan polusi cahaya
Dalam pengamatan hilal memerlukan lokasi yang minim polusi cahaya. Selain itu tingkat polusi cahaya dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kecerahan langit malam. Langit yang dikategorikan sudah terkontaminasi oleh polusi cahaya adalah jika kecerahan langit kurang dari 18,0 MPAS. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana pengaruhnya polusi cahaya terhadap visibilitas Hilal dalam melakukan tempat rukyatul hilal. Dan bagaimana tingkat kelayakan tempat rukyatul hilal ditinjau berdasarkan polusi cahaya?
Dalam menjawab rumusan masalah tersebut penelitian menggunakan jenis penelitian field research dengan lebih menekankan kepada pengumpulan informasi data suatu fenomena secara statistik dan dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun lokasi pengamatan yaitu, Hutan Mangrove Kaliwlingi Brebes. Dalam penelitian ini data primer diambil dari observasi lapangan secara langsung menggunakan alat SQM dalam rentang waktu sebelum dan sesudah matahari tenggelam. Data sekunder penulis menggunakan wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik observasi dan dokumentasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Namun berdasarkan hasil kajian pengamatan yang dilakukan menjawab rumusan masalah yang kedua analisis data menggunakan teori skala bortle untuk menganalisa lokasi tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu data yang diperoleh Nilai rata-rata kegelapan langit malam di Pos Observasi Bulan Hutan Mangrove Kaliwlingi, Brebes adalah sebesar 19.886 MPAS. Pada nilai tersebut sudah sedikit terpapar polusi cahaya. Hal ini menjadikan di tempat ini agak sulit hilal bisa terlihat. Untuk itu polusi cahaya di Hutan mangrove kaliwlingi brebes Berpengaruh terhadap rukyatul hilal Dan mempunyai dampak buruk terhadap terlihatnya hilal, karena semakin tinggi tingkat Polusi cahaya di suatu tempat Maka akan semakin sulit Hilal dapat di lihat. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu :nilai rata-rata kegelapan langit malam yang diperoleh dari SQM, Pos Observasi Bulan Hutan Mangrove Kaliwlingi, Brebes masuk dalam skala bortle tingkat lima, yaitu Suburban Sky. dari nilai rata-rata maka Pos Observasi Hutan Mangrove Kaliwlingi, Brebes kurang layak dijadikan tempat pengamatan rukyatul hilal. Akan tetapi jika dilihat dari azimuth >270̊, maka masih bisa di gunakan untuk pengamatan rukyatul hilal.