Pelaksanaan program bantuan ternak sapi di Dusun Tlogo Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak yaitu program bantuan ternak sapi dari pemerintah yang sudah dilimpahkan ke desa untuk diberikan kepada masyarakat, dan bantuan ternak sapi yang diberikan berupa sapi bunting. Bagi setiap masyarakat yang mendapatkan bantuan ternak sapi, dalam waktu 3 tahun wajib menggulirkan ternak sapi tersebut ke masyarakat lain. Adapun selama pemeliharaan sapi tersebut segala resiko yang terjadi pada sapi menjadi tanggungjawab si penerima bantuan. Adapun sapi yang harus digulirkan harus berupa sapi bunting (sapi awal dia mendapatkan bantuan)
Pokok permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada bagaimana Pelaksanaan Program Bantuan Ternak Sapi di Dusun Tlogo Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dan bagaiamana Pelaksanaan Program Bantuan Ternak Sapi di Dusun Tlogo Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak ditinjau dari akad wadh’iah yad dhamanah.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian hukum menggunakan metode kualitatif dengan bentuk penelitian non doctrinal (empiris). Adapun objek penelitian ini adalah pelaksanaan program bantuan ternak sapi di Dusun Tlogo Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu masyarakat penerima bantuan ternak sapi, dan data sekunder yaitu diperoleh dari buku-buku, jurnal, maupun artikel-artikel internet. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif .
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan penulis adalah bahwa pelaksanaan program bantuan ternak sapi sangat bermanfaat dan membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomiannya khususnya bagi mayarakat Dusun Tlogo Desa Batursari. Dalam hukum Islam pelaksanaan program bantuan ternak sapi ini sudah memenuhi syarat dan rukun dalam akad penitipan barang (wadhi'ah yad dhamanah). Akan tetapi dalam menggulirkan ternak belum sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam hukum islam, karena adanya perbedaan ciri-ciri pada sapi awal, sehingga adanya perbedaan tersebut pihak penerima bantuan selanjutnya merasa dirugikan. Meskipun begitu tidak ada pertentangan antara penerima bantuan (pertama) dengan penerima bantuan (kedua) mengenai perbedaan pada ciri-ciri pada sapi yang diterima karena kedua belah pihak sudah saling rela.