Multi Level Marketing (MLM) ialah pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan banyak level atau tingkatan Sedangkan MLM Syariah yaitu MLM yang berdasarkan dengan prinsip syariah yang sudah diatur dalam Fatwa DSN MUI Nomor: 75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Dalam mekanismenya, MLM Syariah menerapkan akad ju’alah ketika perekrutan member baru sampai dengan pemberian bonus kepada membernya. Praktik tersebut juga terjadi di bisnis TIENS yaitu salah satu bisnis MLM Syariah di Indonesia. Namun dalam proses penjelasan mengenai bonus terhadap calon member saat perekrutan terdapat unsur ketidakjelasan. Ketidakjelasan tersebut adalah ketika seseorang sudah menjadi member kemudian melakukan pekerjaan yang diarahkan oleh upline (pengundang), apakah dia akan berhasil menyelesaikan pekerjaan tersebut dan memperoleh imbalan atau gagal. Dan jika member tersebut telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya, bonus yang didapat apakah sesuai dengan yang dijelaskan saat perekrutan dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan oleh member. Hal ini menjadikan calon member ragu untuk bergabung ke dalam bisnis TIENS karena merasa tidak percaya dan khawatir akan berujung dengan penipuan. Dari kasus ini, penulis akan meneliti dan merumuskan masalah yaitu: bagaimana konsep akad ju’alah dalam bisnis multi level marketing syariah dan bagaimana implementasi akad ju’alah dalam bisnis TIENS.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian hukum normatif-empiris (gabungan). Penelitian hukum normatif-empiris yaitu penelitian hukum yang mengkaji pelaksanaan atau implementasi ketentuan hukum positif (perundang-undangan) secara faktual pada setiap peristiwa tertentu yang terjadi di masyarakat. Penelitian hukum normatif-empiris merupakan penelitian yang menggunakan data primer/dasar, yakni data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan maupun data sekunder dalam bentuk bahan hukum. Penelitian ini juga menggunakan metode pengumpulan data berupa metode pengamatan (observasi) dan wawancara, yang kemudian dianalisis dengan metode deskripsi analitik.
Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa: Implementasi akad ju’alah dalam bisnis TIENS berupa janji perusahaan untuk memberikan bonus kepada member yang sudah menyelesaikan pekerjaannya, dimana perjanjian ini terjadi ketika perekrutan member. Pekerjaan yang dilakukan berupa melakukan perekrutan member baru, pembinaan terhadap grupnya, dan menjual produk TIENS kepada konsumen. Setelah member selesai melakukan pekerjaan, maka TIENS akan memberikan bonus kepada member sesuai dengan yang sudah dijanjikan saat perekrutan. Dari perekrutan member baru sampai dengan member mendapatkan bonus dari TIENS, mekanismenya sudah sesuai dengan syarat-syarat yang sudah diatur dalam Fatwa DSN MUI Nomor: 62/DSN-MUI/XII/2007 Tentang Akad Ju’alah.