ABSTRAK
Murabahah merupakan salah satu pembiayaan yang ditawarkan oleh berbagai Lembaga Keuagan Syariah (LKS) salah satunya adalah bank syariah. Pembiayaan tersebut masuk dalam kategori jual beli, yaitu dengan sistem penangguhan di mana dalam prakteknya pihak LKS sebagai pemilik dana membelikan barang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh nasabah yang membutuhkan pembiayaan, kemudian menjualnya ke nasabah tersebut dengan penambahan keuntungan bagi pemilik dana yang telah disepakati. Dalam hal itu nasabah akan melunasi pembiayaan tersebut dikemudian hari berupa cicilan dalam kurun waktu yang telah disepakati bersama. Pada dasarnya pembiayaan murabahah sangat bermanfaat untuk nasabah di saat kekurangan dana atau membutuhkan barang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidupnya atau peningkatan usaha yang telah dijalankan oleh nasabah. Namun pembiayaan tersebut yang diharapkan akan saling menguntungkan, pada kenyataannya ada beberapa permasalahan yang mengakibatkan pembiayaan tersebut mengalami kemacetan dalam angsuran yang dilakukan oleh pihak nasabah karena tidak terlaksananya pembiayaan tersebut secara sepenuhnya sehingga timbulah sebuah wanprestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyelesaian wanprestasi pada akad murabahah di BRI Syariah KC Kota Tegal, serta ditinjau dari hukum ekonomi syariah terhadap penyelasaian wanprestasi pada akad murabahah di BRI Syariah KC Kota Tegal.
Jenis penelitian ini dilihat dari objeknya masuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di BRI Syariah KC Kota Tegal, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data-data terkumpul selanjutnya penulis menganalisis data dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Penyelesaian wanprestasi pada akad murabahah di BRI Syariah KC Kota Tegal, di antaranya adalah penagihan secara intens, memberikan surat peringatan, dengan ketentuan surat peringatan 1 dengan jatuh tempo 1 bulan, surat peringatan 2 dengan jatuh tempo 2 bulan, surat peringatan 3 dengan jatuh tempo 3 bulan, memberikan penawaran restruktur, penjualan jaminan sukarela, eksekusi hak tanggungan di Pengadilan Agama. 2) Analis Hukum Ekonomi Syariah terhadap penyelesaian wanprestasi pada akad murabahah di BRI Syariah KC Kota Tegal, menunjukan bahwa penyelesaian masalah yang dilakukan pihak bank masih ada yang belum sesuai dengan ketentuan hukum Islam, yaitu pada tahap restrukturisasi.