Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara intensitas melaksanakan shalat berjamaah dengan kedisiplinan santri. Dengan penjelasan semakin tinggi intensitas melaksanakan shalat berjamaah maka semakin tinggi kedisiplinan santri, sebaliknya jika semakin rendah intensitas melaksanakan shalat berjamaah maka semakin rendah kedisiplinan santri.
Subjek penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Madrosatul Qur’anil Aziziyyah Bringin Ngaliyan Semarang. Subjek penelitian berjumlah 40 santri yaitu 33 % dari populasi yang berjumlah 146 santri. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, interview atau wawancara, dan dokumentasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Analisis data yang dipakai untuk uji hipotesis adalah korelasi product moment dari Pearson.
Hasil penelitian ini adalah ada hubungan positif intensitas melaksanakan shalat berjamaah dengan kedisiplinan santri Pondok Pesantren Madrosatul Qur’anil Aziziyyah Bringin Ngaliyan Semarang yang ditunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,508. Artinya semakin tinggi tingkat intensitas malaksanakan shalat berjamaah, maka semakin tinggi tingkat kedisiplinan santri Pondok Pesantren madrosatul Qur’anil Aziziyyah Bringin Ngaliyan Semarang. Dengan demikian hipotesis “ada hubungan positif antara intensitas melakasanakan shalat berjamaah dengan kedisiplinan santri Pondok Pesantren Madrosatul Qur’anil Aziziyyah” dinyatakan diterima.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: terdapat hubungan positif antara intensitas melaksanakan shalat berjamah dengan kedisiplinan. Semakin tinggi intensitas melaksanakan shalat berjamaah, maka semakin tinggi tingkat kedisiplinan, sebaliknya semakin rendah intensitas melaksanakan shalat berjamaah, maka semakin rendah tingkat kedisiplinan.