Judi sepak bola melalui internet merupakan kejahatan dunia maya yang menggunakan media internet untuk melakukan pertaruhan, namun dalam menyelesaikan tindak pidana tersebut, hakim sering menerapkan sanksi yang memuat unsur-unsur perjudian secara umum yang terdapat dalam KUHP yaitu pasal 303 bis dalam putusannya, padahal saat ini telah ada ketentuan hukum yang mengatur tentang perjudian melalui internet (judi online) yaitu dalam pasal 27 ayat (2) dan pasal 45 ayat (2) Undang-Undang ITE. Oleh karena itu akan terjadi tumpang tindih mengenai peraturan mana yang dapat diberlakukan atas tindak pidana perjudian melalui internet (online). Hukum Islam menetapkan larangan bagi perjudian, dalam al-Qur’an surah al-Maidah ayat 90-91.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.) Bagaimana Dasar Hukum Hakim Terhadap Tindak Pidana Perjudian Bola Melalui Internet dalam Putusan Pengadilan Negeri Batam Nomor 184/Pid.B/2018/PN.Btm; 2.) Bagaimana Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak Pidana Perjudian Bola Melalui Internet.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research) yang sumber datanya banyak diambil dari buku-buku. Diantara buku-buku yang bersifat primer yaitu putusan Pengadilan Negeri Batam Nomor 184/Pid.B/PN.Btm, dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Bahan sekunder yaitu berupa doktrin-doktrin yang ada di dalam buku, jurnal hukum dan internet.
Hasil penelitian menunjukkan: pertama, dasar hukum yang digunakan hakim dalam putusan Pengadilan Negeri Batam Nomor 184/Pi.B/2018/PN.Btm terhadap tindak pidana judi bola melalui internet yaitu Pasal 303 bis ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), padahal saat ini sudah ada Undang-undang yang lebih khusus yang mengatur tindak pidana judi bola yang dilakukan melalui media internet (online) yaitu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Kedua, dalam hukum Islam perjudian disebut dengan istilah maisir. Hukuman tindak pidana maisir yang dilakukan oleh orang muslim akan dikenakan hukuman ta’zir.