Kekerasan dalam rumah tangga merupakan hidden crime karena meskipun sering terjadi namun sangat jarang sekali di proses ke ranah hukum. Korban kekerasan dalam rumah tangga pada umumnya adalah perempuan dan anak dimana yang menjadi pelaku adalah laki-laki (suami). Di era modernisasi ini tidak dapat dipungkiri bahwa meskipun suami dalam lingkup rumah tangga merupakan kepala rumah tangga bisa jadi menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian ini secara khusus ingin menkaji tentang pelaksanaan perlindungan hukum yang diberikan oleh penegak hukum kepada suami yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apa yang menjadi latar belakang terjadinya kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh istri kepada suami yang terjadi di perum pucangan baru II Kabupaten sukoharjo dan bagaimana bentuk perlindungan yang diberikan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Sukoharjo selaku penegak hukum diwilayah tersebut.jenis penelitian ini adalah yuridis empiris atau penelitian yang dilakukan terhadap keadaan yang sebenarnya atau fakta yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan data yang dibutuhkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data lapangan (field Research). Hasil penelitian menunjukan bahwa suami yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, hal tersebut menunjukan bahwa dalam segi perlindungan hukum suami dianggap lebih memiliki potensi untuk menjadi pelaku daripada menjadi korban. Bentuk perlindungan hukum bagi suami yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga menurut hukum positif yaitu dalam bentuk upaya pemenuhan hak-hak korban, berupa pelayanan hukum, kesehatan, dan pelayanan psikologis. Bentuk perlindungan tersebut ditetapkan dalam Pasal 10, Pasal 16 ayat (1), Pasal 17, Pasal 21 ayat (1), Pasal 23, Pasal 25, Pasal 35, dan Pasal 36, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Sementara dalam hukum Islam, bentuk perlindungan hukum bagi suami yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga bisa dalam bentuk adanya peluang bagi suami memberikan pelajaran dan pengajaran kepada isteri atau suami dapat mengajukan perkara tindak kekerasan yang dilakukan istrinya ke pengadilan atau muka hakim, selain itu Islam memberi peluang bagi setiap orang, baik itu keluarga, masyarakat maupun pemerintah untuk menolong korban dalam bentuk pelayanan hukum, kesehatan, maupun psikologis. Perlindungan hukum tersebut dinyatakan dalam QS. Al-Nisa ayat 34, kitab Kifiyatul Akhyar fii Ghayatil Ikhtisar fil Fiqhis Syafi’i, Abu Bakar Al-Hushni Al-Husaini Ad-Dimsyiqi.