Arah kiblat merupakan salah satu hal yang dibahas dalam khazanah ilmu falak. Seiring berkembangnya zaman, ilmu mengenai arah kiblat juga mengalami kemajuan, mulai dari teori, rumus hingga metode yang digunakan. Hal tersebut kemudian berdampak pula pada perbedaan-perbedaan dari hasil perhitungan serta tingkat keakuratannya. Penelitian ini membahas tentang metode yang digunakan Badan Hisab Rukyat Daerah (BHRD) Kabupaten Tegal, yang mana dalam metode tersebut menggunakan alat bantu berupa busur derajat.
Pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah tentang konsep metode tersebut, bagaimana penjelasan metodenya, pengaplikasian di lapangan seperti apa serta menganalisis seberapa akurat metode tersebut untuk menentukan arah kiblat.
Penelitian ini bersifat lapangan ( field research ) , yang mana wawancara pada pihak-pihak BHRD Kabupaten Tegal sebagai data primernya. Sedangkan data sekunder, diambil dari berbagai buku yang berkaitan dengan arah kiblat. Lalu untuk menganalisis data yang diperoleh, digunakanlah analisis deskriptif, dengan maksud untuk menggali lebih dalam bagaimana metode penentuan arah kiblat yang digunakan oleh BHRD Kabupaten Tegal, yang kemudian untuk menganalisis keakuratan penentuan arah kiblat metode tersebut penulis akan mengkomparasikan dengan metode Istiwa`aini.
Hasil dari penelitian yang penulis lakukan, yaitu sembilan tempat yang meliputi tiga musala, tiga masjid dan tiga pemakaman, yang diukur menggunakan metode pengukuran arah kiblat BHRD Kabupaten Tegal dan dibandingan dengan metode Istiwa`aini, menghasilkan beberapa temuan, yaitu enam tempat dengan selisih yang masih bisa ditoleransi, serta tiga tempat dengan selisih yang melebihi batas minimal bisa toleransi. Hal tersebut mengindikasikan, dalam penggunaan metode oleh BHRD Kabupaten Tegal masih memiliki kekurangan dan dalam praktiknya harus dengan kehati-hatian.