Bisnis Akulaku sendiri yaitu platfrom finansial konsumen yang terkenal di Asia Tenggara, aplikasi ini menyediakan layanan finansial kelas dunia termasuk belanja dengan ansuran di platform online, marketplace yang dikelola mandiri dan berbagai platform marketplace lainnya serta pinjaman tunai yang fleksibel. Akulaku memiliki hak dan kewennagan untuk melakukan pembekuan akun pembeli dan limit kredit yang dimiliki pembeli apabila ditemukan atau diduga adanya tindakan kecurangan dalam bertransaksi atau pelanggan terhadap syarat dan ketentuan Akulaku. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mekanisme pinjaman online yang berbasis aplikasi Akulaku, dan untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap kredit online pada aplikasi Akulaku.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini difokuskan bagaimana mekanisme terhadap pinjaman online berbasis aplikasi Akulaku dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap kredit online pada aplikasi Akulaku.
Penelitian ini adalah jenis penelitian hukum dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian Empiris- Yuridis. Adapun objek penelitian ini adalah Analisis Hukum Islam Terhadap Pinjaman Online Berbasis Aplikasi Studi Kasus pada Aplikasi Akulaku. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh dari masyarakat yang telah melakukan pinjaman online berbasis aplikasi, dan data sekunder yaitu diperoleh dari kepustakaan, data dari buku, literatur-literatur, jurnal, artikel- artikel dari internet atau hasil penelitian yang sudah ada yang
kemudian dijadikan rujukan. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan cara wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan penulis Analisis Hukum Islam Terhadap Pinjaman Online Berbasis Aplikasi Studi Kasus pada Aplikasi Akulaku ada dua cara pandang dalam melihat persoalan pinjaman online yang berbasis aplikasi. Ada ulama berhujjah dengan kaidah Pada dasarnya hukum muamalah adalah halal, kecuali ada dalil yang melarangnya dan ada kalangan ulama yang melarang jual beli kredit diantara adalah Zainal Abidin bin Ali bin Husein, Nashir, Manshur, Imam Yahya dan Abu Bakar al- Jashash dari kalangan Hanafiyah serta kelompok kotemporer. Mereka beragumen Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba.
Riba disini yaitu penambahan harga ketika penundaan pembayaran sesuai jangka waktu tertentu. Dalam dalil naqliyah yang lain yaitu pengambilan tambahan harga karena penundaan pembayaran dalam transaksi jual beli sama dengan pengambilan tambahan pembayaran dalam qiradh, sedangkan pengambilan tambahan pembayaran karena penundaan pembayaran dalam qiradh diharamkan, maka sama saja ketika diterapkan dalam transaksi jual beli. Bunga di dalam peminjaman online di aplikasi AkuLaku adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan manfaat pokok berdasarkan tempo waktu yang diperhitungkan secara pasti di muka dan umumnya berdasarkan persentase.
Dari analisis di atas bahwa dalam melakukan jual beli kredit pada aplikasi Akulaku diperbolehkan dalam Islam karena sudah memenuhi rukun dan syarat jual beli menurut syariat serta jual beli istishna menurut fatwa DSN-MUI. Tetapi disisi lain Aplikasi tersebut tidak diperbolehkan karena masih ada penambahan harga karena itu termasuk dalam bunga, sedangkan bunga dalam transaksi jual beli menurut syariat dikategorikan sebagai riba. Sesungguhnya aplikasi tersebut juga dapat digunakan oleh masyarakat muslim jika system bunga dirubah dengan menggunakan system yang lebih syar’i.