Gender merupakan perbedaan peran sosial kepada laki-laki yang terbentuk secara kultural oleh masyarakat bukan berdasarkan jenis kelamin. Sedangkan konsep gender equilibrium merupakan suatu pemahaman konsep gender yang tidak mempermasalahkan mengenai peran fungsi sosial dalam kehidupan, dan cenderung menerapkan sistem bekerja sama atau bergotong royong. Namun pemahaman masyarakat mengenai konsep gender masih disalah artikan. Kehidupan rumah tangga yang ada dalam Islam dibentuk oleh kesatuan dari ketentraman dan kasih sayang. Hal tersebut dapat tercipta jika masing-masing dari anggota keluarga sadar dan melaksanakan segala hak dan kewajibannya dan juga saling menghargai seperti dalam QS. Al-Baqoroh ayat 187. Namun, dalam realitanya terdapat sebuah tafsiran yang tidak proporsional terhadap perbedaan gender yang dapat mengakibatkan terjadinya gender inequality. Sitkom Tetangga Masa Gitu? dijadikan sebagai objek penelitian karena sitkom ini berupaya mengaplikasikan konsep gender equilibrium tetapi belum sempurna. Akibatnya terdapat beberapa hal yang justru menimbulkan sikap terpinggirkan dari salah satu gender. Maka dari itu peneliti merumuskan masalah yaitu apakah aplikasi kesetaraan gender dalam situasi komedi Tetangga Masa Gitu? Episode 13 dengan analisis perspektif Islam.
Penelitian secara kualitatif deskriptif diambil sebagai jenis dan metode pada penelitian ini. Melalui pendekatan ini, gambaran secara kompleks diberikan oleh peneliti dengan memberikan kata-kata, laporan yang didapat dari pandangan responden. Metode ini diambil dengan tujuan untuk mengeksplorasi serta memberikan klarifikasi terhadap suatu fenomena social yang ada dengan cara mendeskripsikan jumlah variabel masalah.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konsep gender yang sesuai indikator konsep gender yaitu: pertama, hak terjun dunia publik. Sesuai dengan yang agama Islam ajarkan, hak keluar rumah atau terjun dunia publik untuk (melakukan kebaikan) alangkah baiknnya memberitahu (izin) kepada suaminya. Kesucian diri dan rasa malu perlu perempuan jaga dan perhatikan saat keluar rumah. Selain hal tersebut, dalam firman Allah SWT, baik laki-lak maupun perempuan, dituntut untuk mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan dan juga segala tugas-tugasnya. Kedua keharmonisan keluarga, berupa sikap saling menghargai antara suami dan istri. Ketiga, kewajiban mencari nafkah, mencari nafkah sesuai dengan perspektif agama Islam sudah sepatutnya menjadi kewajiban ataupun tanggung jawab laki-laki (suami) entah jumlah pendapatannya sedikit ataupun banyak selama keadaan sang suami memungkinkan untuk mencari nafkah. Namun agama Islam juga tidak melarang ketika pendapatan istri lebih tinggi dari pada suami tentu saja posisi itu dapat dipertukarkan, selama seorang perempuan (istri) tidak merasa keberatan dan menyanggupinya.