Hubungan komunikasi yang positif antara anak dan orang tua sangatlah penting, sering terjadi perselisihan ataupun perbedaan pendapat didalam keluarga karena kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi dua arah antara dua orang atau lebih dalam kelompok kecil. Komunikasi interpersonal dapat menjembatani komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Film "Ayat Ayat Adinda" merupakan salah satu film religi yang ada di Indonesia, film ini bercerita tentang Adinda yang memiliki suara yang bagus. Ia memiliki keinginan untuk menjadi vokalis dalam grub qasidah di sekolahnya, namun ayahnya tidak memperkenankan ia untuk mengikuti grub qasidah teresebut. Ayahnya hanya ingin ia fokus terhadap sekolahnya saja. Adinda yang memiliki tekad kuat untuk membanggakan keluarga mencoba mengikuti lomba MTQ, ia pun terpaksa berbohong dan bersembungi-sembunyi agar dapat mengikuti perlombaan tersebut. Larangan dari ayahnya kurang bisa dipahami oleh Adinda sehingga ia berani berbohong agar bisa mengikuti perlombaan itu dan membuat bangga keluarganya.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal anak dan orang tua yang divisualkan ke dalam film "Ayat Ayat Adinda". Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualtatif dengan pendekatan kualitatif. Sumber dan jenis data diperoleh dari data primer yaitu soft file film, data sekunder dari buku, skripsi, jurnal, dan situs-situs yang berhubungan dengan penelitian. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis isi menurut Krippendorf.
Berdasarkan data yang diteliti, hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dijelaskan menurut Joseph A. Devito yaitu tentang 5 sikap positif dalam komunikasi interpersonal yaitu: pertama, sikap keterbukaan (openness) yang terdapat dalam scene 8, 18, dan 23. Kedua, sikap empati (empathy) yang terdapat dalam scene 11,60,dan 81. Ketiga, sikap mendukung (supportiveness) yang terdapat dalam scene 16 dan 61. Keempat, sikap positif ( positiveness)yang terdapat dalam scene 13, 25, dan 38. Kelima, Kesetaraan ( equality), penulis tidak menemukan konsep kesetaraan dalam film ini.