Dalam sujud ada tiga unsur yang harus dipenuhi yaitu, subjek, objek dan perbuatan (sujud). Dari ketiga unsur tersebut nampak bertentangan dengan teori wah}dat al-wujud Ibnu Arabi, karena Ibnu Arabi menjelaskan bahwa wujud adalah satu yaitu Tuhan. Ketiga unsur dari sujud tidak terpenuhi karena hanya ada satu wujud sehingga meniadakan subjek. Oleh sebab itu dalam penelitian ini dijelaskan tentang konsep sujud menurut Ibnu Arabi yang berisi penafsirannya tentang ayat-ayat sujud, dan menjelaskan kontekstualisasi konsep sujud Ibnu Arabi.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan termasuk penelitian kepustakaan. Kemudian pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tasawuf dan filsafat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan data primer yaitu kitab Tafsir al-Qur’an al-Karim dan kitab Futuhat al-Makkiyah dan data sekunder dari penelitian-penelitian yang berkatian dengan tema sujud. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan metode deskriptif-analisis.
Konsep sujud dari penafsiran Ibnu Arabi terhadap ayat-ayat sujud menghasilkan bahwa sujud terbagi menjadi dua sujud z}ahir atau sujud kulli, dan sujud qalbi. Hubungan antara sujud qalbi dan konsep wah}dat al-wuju>d Ibnu Arabi adalah bahwa sujud qalbi merupakan salah satu cara manusia agar mencapai derajat manusia sempurna. Dengan tercapainya derajat manusia sempurna maka secara otomatis manusia sebagai makhluk microcosmos akan mencapai pada tingkatan wahdat al-wujud. Orang yang sudah mencapai ataupun berpropes untuk menjadi manusia sempurna tentunya akan menjadi orang yang arif dan bijaksana dalam segala hal. Oleh karena itu, ketika ia mendapatkan sebuah informasi tentunya ia akan bertabayyun terlebih dahulu, memastikan apakah informasi itu benar atau tidak. Sehingga orang yang bisa melakukan sujud qalbi otomatis ia akan terhindar dari berita hoax.