Pada saat ini pendidikan Islam di era milenial belum mampu memberikan nuansa baru kepada peserta didik. Hal ini bisa dilihat dari akibat yang ditimbulkan oleh laju perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, yang secara nyata berdampak kepada perilaku para generasi di era milenial seperti cenderung egois, individu dan tidak suka bekerja sama. Dalam mengatasi permasalahan itu tidak harus menemukan ide baru, akan tetapi bisa juga dapat merepresentasikan pemikiran atau karya tokoh-tokoh muslim. Di sini peneliti ingin mengkaji salah satu karya monumental Prof. Dr. Hamka yaitu Tafsir al-Azhar, yang diharapkan dapat menjadi pembaharuan konsep pendidikan Islam di era milenial.
Dalam mengurai konsep pendidikan Islam dalam Tafsir al-Azhar, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bercorak studi pustaka (library research), dengan pendekatan filosofis. Kemudian teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi yang lebih memfokuskan pada Tafsir al-Azhar sebagai sumber primer. Dan data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode content analisys atau analisa isi.
Dari penelitian ini didapatkan hasil kesimpulan bahwa terdapat relevansi dalam pendidikan Islam dalam Tafsir al-Azhar dengan pendidikan di era milenial. Di mana keduanya harus dapat saling melengkapi yaitu dengan mengintegrasikan pendidikan Islam berbasis IMTAQ dengan pendidikan umum berbasis IPTEK. sehingga didapatkan rekontruksi dan reformulasi konsep pendidikan Islam yang relevan dengan perkembangan zaman di era milenial. Dari konsep pendidikan tersebut diharapkan mampu menjadikan al-Qur’an dan sunnah Rasul sebagai dasar landasan segala ilmu. Sehingga dapat mewujudkan seseorang yang selalu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, dan manusia yang selalu bertawakal kepada Allah SWT.