Islam dan budaya memiliki relasi yang tidak terpisahkan. Akan tetapi, dalam agama Islam tentu tidak seharusnya dipahami secara kaku terlebih lagi dalam menghadapi zaman dan perubahannya. Islam selalu memunculkan dirinya dalam bentuk dinamis, ketika menghadapi masyarakat yang dijumpainya dengan beranekaragam budaya, adat kebiasaan atau tradisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan spiritual yang ada dalam tradisi lupis raksasa. Metode penelitian bersifat kualitatif-deskriptif. Artinya peneliti mencari deskripsi yang menyeluruh, mendalam, dan cermat tentang tradisi lupis raksasa. Dengan pendekatan fenomenologis, selanjutnya, digambarkan bagaimana pendidikan nilai spiritual yang ada dalam tradisi tersebut. Dari berbagai pandangan dan analisis peneliti mendapatkan beberapa temuan. Hasil penelitian: Pelaksanaan tradisi syawalan lupis raksasa mempunyai beberapa fungsi yaitu: Fungsi psikologis, fungsi sosial, dan fungsi protektif. Dalam ranah pendidikan spiritual ada beberapa dimensi yaitu: kosmologis, teologis, dan antropologis. Dimensi kosmologis menjabarkan mengenai hubungan masyarakat dalam tradisi lupis dengan alam sekitar. Dimensi teologis menjabarkan mengenai masyarakat dalam tradisi lupis menyangkut hubungan dengan Allah sebagai rasa syukur. Sedangkan dimensi antropologis menjabarkan hubungan antara sesama masyarakat dalam tradisi lupis. Dengan demikian pendidikan spiritual memiliki kaitan yang sangat erat dengan disiplin ilmu tasawuf yang mengetahui cara penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs), penjernihan akhlak (tashfiyah al-akhlaq), dan membangun kesejahteraan dan kebahagiaan abadi lahir dan batin.