Orang tua memiliki tugas untuk membimbing dan mengarahkan setiap anak yang dilahirkan. Permasalahan untuk anak yang tidak memiliki orang tua atau disebut sebagai anak yatim piatu karena anak kurang memperoleh bimbingan keagamaan dari orang tuanya sehingga menjadikan anak tidak mampu dalam hal mengendalikan diri untuk melakukan sesuatu yang dapat merugikan dirinya. Self control merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadikan individu menghadapi kondisi permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar lingkungan. Maka dalam menghadapi permasalahan anak tersebut perlu adanya bimbingan keagamaan sebagai fungsi kontrol diri pada diri anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kondisi self control remaja di panti asuhan Iskandariyah Wates Ngaliyan Semarang dan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses kegiatan bimbingan keagamaan dalam meningkatkan self control remaja di panti asuhan Iskandariyah Wates Ngaliyan Semarang. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Adapun sumber data penelitian ini adalah pengurus dan anak asuh panti asuhan Iskandariyah Wates Ngaliyan Semarang.
Hasil dari penelitian ini yaitu : Pertama, kondisi self control remaja di panti asuhan Iskandariyah Wates Ngaliyan Semarang dapat dilihat dari lima aspek yaitu : kemampuan mengontrol perilaku, kemampuan mengontrol stimulus, kemampuan mengantisi suatu peristiwa, kemampuan menafsirkan peristiwa, kemampuan mengontrol keputusan. Kedua, kegiatan bimbingan keagamaan dalam meningkatkan self control remaja di panti asuhan Iskandariyah Wates Ngaliyan Semarang yaitu dilakukan dengan menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung. Adapun materi yang disampaikan dalam kegiatan bimbingan keagamaan di panti asuhan Iskandariyah Wates Ngaliyan Semarang yaitu menggunakan materi Aqidah ( keimanan ), Syari’ah ( keislaman ), Akhlakul Karimah ( masalah budi pekerti ) dan Kitab Ta’lim Muta’alim.