Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Pada masa transisi ini pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi relatif masih rendah, banyak remaja yang masih menganggap tabu jika membahas tentang persoalan ini kepada orang lain. Keingintahuan yang begitu besar yang tidak diiringi dengan kecukupan pengetahuan dan informasi tentang seks yang benar, ditambah dengan terputus atau tidak idealnya jalur komunikasi dan informasi yang sehat membuat para remaja kita lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan informasi berkaitan dengan seks ini dari media ataupun teman pergaulan, yang alih-alih memberikan informasi yang benar malah menjadi sumber belajar yang sesat dan menyesatkan. Berbagai penyimpangan dan perilaku seksual yang keliru justru banyak terinspirasi dan diajarkan oleh sumber-sumber ini. Informasi keliru inilah yang menyebabkan permasalahan kekerasan seksual terutama pada masa pacaran, atau biasa disebut KDP (kekerasan dalam pacaran), Infeksi Menular Seksual (IMS), sampai terjangkitnya HIV/AIDS. Permasalahan tersebut merupakan serangkaian dampak dari minimnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.
Latar belakang di atas menjadikan dasar pembuatan rumusan masalah sebagai berikut Bagaimana pendidikan kesehatan reproduksi dalam program Dance4Life di Pilar PKBI Jawa Tengah dan relevansinya dengan dakwah pada remaja. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskripstif. Adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah Fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data yaitu data reduction, data display, dan Conclusion drawing atau verification.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi program dance4life yang dilakukan oleh Pilar PKBI Jawa Tengah mendapat respon baik oleh para siswa/remaja serta pihak sekolah yang terkait, karena dapat menambah pemahaman para remaja mengenai pendidikan kesehatan reproduksi. Beberapa remaja yang ditemui dilapangan, hampir selebihnya belum begitu paham tentang pendidikan kesehatan reproduksi, karena sebagian remaja masih menganggap itu hal yang tabu. Namun, setelah adanya kegiatan pendidikan kesehatan reproduksi dalam program dance4life ini mereka menjadi remaja yang lebih terbuka dan dapat memahami tentang pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi. Pelaksanaan kesehatan reproduksi dalam program dance4life di Pilar PKBI Jawa Tengah sangat relevan dengan penyampaian dakwah pada remaja hal ini dapat dilihat dari pengertian, tujuan serta metode yang digunakan dalam penyampaian materi kesehatan reproduksi berkaitan dengan metode dakwah pada remaja secara umum. Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali di empat sekolah perluasan yaitu SMAN 8, SMAN 12, SMAN 15 dan SMKN 9, dalam satu sekolah terbagi lagi menjadi beberapa kelas.