Kementerian Agama memiliki tugas untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang agama. Salah satu cara yang dilakukan yaitu melalui bimbingan pra nikah. Kementerian Agama Kabupaten Kebumen menerapkan bimbingan pranikah di Hotel Candisari Kebumen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang respon calon pengantin terhadap bimbingan pra nikah yang bertempat di Hotel Candisari Kebumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data terdiri dari kepala KUA, pantia, pembimbing agama atau fasilitator dan pasangan calon pengantin. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data yaitu menggunakan data reduction, data display dan data conclusion.
Hasil penelitian ini ada dua yaitu pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kementerian Agama Kabupaten Kebumen serta respon calon pengantin terhadap bimbingan pranikah (studi kasus di Kementerian Agama Kabupaten Kebumen). Pada pelaksanaan bimbingan pra nikah oleh Kementerian Agama Kabupaten Kebumen sesuai dengan Perdirjen Bimas Islam Nomor : DJ.II/542 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaran Kursus Pranikah Bab V yaitu sarana pembelajaran, materi dan metode pembelajaran, narasumber/pengajar, pembiayaan, sertifikat serta penambahan evaluasi. Evaluasi tersebut dijadikan bahan penilaian dan pertimbangan bagi pihak Kementerian Agama Kabupaten Kebumen terhadap kegiatan bimbingan pra nikah selanjutnya agar lebih maksimal. Respon calon pengantin terhadap bimbingan pranikah, didapati 3 aspek respon yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Pertama aspek kognitif menerangkan bahwa 8 pasangan calon pengantin menerima dan menyerap materi bimbingan serta dapat mereview materi, sedang 2 pasangan yang lain tidak sepenuhnya menyerap materi dengan baik, hanya beberapa materi yang dimengerti dan dipahami. Kedua, aspek afektif yaitu pasangan calon pengantin selama dan setelah mengikuti bimbingan yaitu, 8 pasangan merasa senang, sedang 2 pasangan yang lain merasa malu dan senang. Perubahan dalam sikap 80% ditunjukkan dengan antusiasme dan partisipasi, serta pola pikir pasangan dalam menyikapi permasalahan yang menjadi pembahasan dalam kegiatan bimbingan pranikah. Sedang 20% diantara adalah karena masih terdapat beberapa pasangan yang kurang berpartisipasif dalam kegiatan. Ketiga, aspek konatif berupa tindakan atau perilaku, 20% kecenderungan perilaku dari aspek konatif yang ditampakkan selama bimbingan pranikah. Selebihnya 80% pasangan saling berkomitmen dengan serius untuk berusaha membangun keluarga yang baik dengan menerapkan pengetahuannya yang mereka dengar, lihat, resapi dan pahami dalam bimbingan dan direalisasikan dalam kehidupan berumah tangga. Kemudian faktor terbentuknya respon dari faktor internal berupa pesan fasilitator menjadi aspek penting dalam menentukan sikap dan perilaku peserta. Pembimbing memberikan pengarahan kepada pasangan calon pengantin dalam mengambil keputusan yang benar, bersikap dan berperilaku terhadap gambaran-gambaran yang kemungkinan akan dialami oleh pasangan dalam kehidupan keluarga. Sedangkan faktor eksternal yang merupakan pesan peserta kepada fasilitator (pembimbing) dalam bentuk tanggapan, saran dan kritikan terhadap pelaksanaan bimbingan pranikah. Selain itu respon gesture yang diperlihatkan secara sadar baik melalui gerakan kepala, ekspresi wajah, gerakan pundak, lengan, tangan maupun kaki. Bahasa tubuh yang dikeluarkan anggota tubuh tersebut adalah pesan tersembunyi dan merupakan jawaban yang jujur dalam menilai keadaan yang sedang dialami seperti perasaan bosan, tegang, malu-malu, senang, santai, rileks dan fokus mendengarkan serta memahami materi yang disampaikan pembimbing.