Latar Belakang: Puasa Ramadhan merupakan puasa yang tergolong wajib bagi kelompok usia dewasa muda. Kondisi berpuasa selama 12-14 jam dalam sehari dapat menyebabkan waktu makan seseorang berkurang dan dapat berdampak terhadap kecukupan gizi, namun tetap harus menjalankan kegiatan harian yang tidak berubah. Sehingga diperlukan kecukupan asupan zat gizi (energi, serat, dan cairan) agar dapat memenuhi kebutuhan harian dan dapat menjalankan aktifitas dengan baik.
Tujuan: Mengetahui perbedaan tingkat kecukupan energi, serat, dan cairan saat puasa Ramadhan dan tidak puasa pada kelompok usia dewasa muda.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional komparatif dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode suporsive sampling dengan sampel mahasiswa Program Studi Gizi UIN Walisongo angkatan 2019 dan 2018 sebanyak 113 sampel. Pengambilan data primer dilakukan dengan melakukan recall 2x24 jam dan data sekunder berupa catatan food record pada 1 hari aktif dan 1 hari di akhir minggu. Pengolahan data dilakukan dengan uji McNemar dan Marginal Homogenity dengan batas kemaknaan (batas minimal kesalahan) sebesar 5% (α = 0,05).
Hasil: Penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecukupan asupan energi dan cairan saat puasa Ramadhan dan tidak puasa pada kelompok dewasa muda. Serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecukupan serat saat puasa Ramadhan dan tidak puasa pada kelompok dewasa muda.

ABSTRACT:
Background: Fasting in Ramadan is a fast that classifying as obligatory for the young adult age group. The condition of fasting (12-14 hours) a day can cause a person's eating time to decrease and can have an impact on nutritional adequacy, but still have to carry out daily activities that do not change. So, it is necessary to have an adequate intake of nutrients (energy, fiber, and fluids) to daily needs and carry out activities properly.
Objective: To determine the difference level of adequacy intake of energy, fiber, and fluid levels during Ramadan fasting and non- fasting in the young adult age group.
Methods: This study used a comparative observational method with a cross-sectional approach. The sample selection was carried out using a supportive sampling method with 113 samples of students of Nutrition Study Program in UIN Walisongo class of 2019 and 2018. Primary data was collected by food recall 2x24 hours and secondary data was collected by food records 2x24 hours on 1 active day and 1 day at the weekend. Data processing was carried out using the McNemar and Marginal Homogeneity tests with a significance limit (minimum error limit) of 5% (α = 0.05).
Results: The study showed that there was a significant difference in the level of adequacy of energy and fluid intake during Ramadan fasting and non-fasting in the young adult group. And there is no significant difference in the level of fiber adequacy during Ramadan fasting and non-fasting in the young adult group.