Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih belum maksimalnya penghimpunan zakat Besarnya potensi yang ada nyatanya belum dapat terealisasi secara maksimal, dari 327,6 T yang tercatat baru 71,4 Triliun, itupun yang melalui lembaga resmi hanya 10,2 Triliun, sisanya masih disalurkan secara individu. Melihat data yang ada, NU CARE LAZISNUN Jawa Tengah perlu membangun strategi yang tepat agar muzakki munfik mempercayakan pembayarannya zakatnya melalui lembaga zakat yang resmi. Hal ini penting untuk optimalisasi zakat, yang mana zakat tidak hanya disalurkan untuk kebutuhan konsumtif, namun bisa didayagunakan sebagai zakat produktif. Ada beberapa strategi fundraising yang perlu diperhatikan antara lain: dengan menganalisis kekuatan yang ada pada inernal lembaga, sumber daya yang ada, serta mengetahui nilai lebih dari lembaga tersebut dengan menggunakan 9 element yang kita kenal dengan metode Bussines Model Canvas . Strategi yang tepat sangat berepengaruh besar terhadap jalannya zakat di setiap lembaga. Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah Nahdlatu Ulama’ (LAZISNU) memiliki peran penting dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kepada masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan sumber data berasal dari hasil wawancara dan dokumen-dokumen yang ada kemudian dianalisis menggunakan Metode Bussines Model Canvas lalu ditarik kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan pendekatan metode Bussines Model Canvas,
NU Care Lazisnu Jawa Tengah berada pada posisi strategi agresif, NU Care Lazisnu Jawa Tengah memiliki keunggalan dalam basis masa organisasi sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Beberapa strategi tersebut yaitu: menggandeng unsur Syuriah dan Tanfidziyah, perlu adanya ketokohan Kyai-kyai maupun tokoh yang berpengaruh, guna membantu sosialisasi program-program penggalangan maupun pentasyarufan yang ada. Peningkatan kerjasama dengan Mitra khususnya masjid mushola dengan menjadikannya sebagai JP-ZIS. Meningkatkan kinerja berbasis online melalui Sosial media dan beberapa dompet digital yang ada, hal ini dikarenakan perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini bertransformsi ke dunia digital.
Perhimpunan Zakat di masa pandemi tentunya sangat berbeda dengan situasi sebelum pandemi.. Strategi perhimpunan yang terbaik saat ini adalah mengembangkan lebih efisien layanan digital. Mulai dari perhimpunan yang biasanya dilakukan secara konvensional maka mulai beralih ke layanan secara digital (digital fundraising).