Tinjauan Hukum Islam dan gender terhadap tradisi “ngabula” dalam pra-pernikahan : studi kasus di Desa Rangperang Laok Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan
Abdillah, Maulana (2021) Tinjauan Hukum Islam dan gender terhadap tradisi “ngabula” dalam pra-pernikahan : studi kasus di Desa Rangperang Laok Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1702016002_Maulana Abdillah_Lengkap Tugas Akhir - 77_maulana abdillah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara suami dan istri dengan tujuan membentuk keluarga bahagia sesuai dengan tujuan pernikahan yang diidealkan oleh Al-Quran. Untuk mewujudkannya, di Desa Rangperang Laok Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan terdapat sebuah tradisi Ngabula yang dilakukan sebelum pernikahan. Dalam pelaksanaannya, tradisi Ngabula mengharuskan pelaksana untuk menjadi “kabula” atau pembantu di kediaman kiai. Dengan harapan dapat mendapat bekal dalam membentuk keluarga sakinah serta mendapatkan keberkahan. Namun uniknya, tradisi ini hanya dilakukan oleh calon mempelai perempuan saja. Padahal, sejatinya pernikahan akan dijalani oleh dua orang dan karenanya kesiapannya pun harus dari kedua belah pihak.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan dua masalah yaitu: 1) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap tradisi Ngabula di Desa Rangperang Laok Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan; 2) Bagaimana Tradisi Ngabula dalam pra-pernikahan dalam prespektif gender.
Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan normatif empiris yang bertolak ukur pada Hukum Islam. Dengan jenis penelitian lapangan (field research). Bahan hukum yang digunakan yaitu bahan hukum primer dan sekunder. Teknik yang digunakan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa: 1) Dalam perspektif Hukum Islam, tradisi Ngabula diperbolehkan dan sudah sesuai dengan tuntunan hukum syara’ tentang pembekalan pra-nikah. Namun pelaksanaan yang hanya melibatkan calon mempelai perempuan alangkah lebih baik lagi apabila turut melibatkan calon mempelai laki-laki karena bagaimanapun kehidupan rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama baik calon suami maupun istri yang terdapat hak dan kewajiban bagi keduanya ; 2) Dalam prespektif gender pada pelaksanaan tradisi ini memperlihatkan bahwasanya budaya partiarki dan ketimpangan gender yang ada di desa ini masih sangat kuat. Yakni dengan adanya ketidakadilan yang berbentuk diskriminasi, subordinasi, stereotip dan beban ganda.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ngabula; pra-nikah; Hukum Islam; gender |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah) |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 06 Aug 2022 04:14 |
Last Modified: | 06 Aug 2022 04:14 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16542 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year