Efektivitas bimbingan Pra Nikah sebagai Upaya Pengurangan Angka Perceraian di Masyarakat (Studi Bimbingan Pra Nikah KUA Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan, hasil, dan efektifitas bimbingan konseling pranikah yang diterapkan BP4 Kecamatan Jekulo sebagai upaya membantu mengatasi perceraian .Kajian ini difokuskan pada urgensi penyelenggaraan kursus pra nikah dan relevansinya dengan esensi perkawinan dalam Islam perspektif maqāṣid asy-syarī’ah.
Dari sinilah penulis tertarik untuk membahas fenomena dengan rumusan masalah:1) Apa urgensi penyelenggaraan bimbingan pra nikah dan relevansinya dengan esensi perkawinan dalam Islam. 2.) Bagaimana efektifitas bimbingan pra nikah di KUA Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus dalam mengurangi angka perceraian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini terdiri dari kepala dan staff KUA Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus, pasangan kursus pra nikah, remaja usia nikah dan masyarakat setempat. dimana penentuan informan menggunakan tehknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini, pertama sebagai upaya menciptakan keluarga sakinah dengan memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan penumbuhan kesadaran kepada remaja usia nikah, maka BP4 sebagai mitra kerja Kementerian Agama membuat Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor: DJ.II/542 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah. Kedua, Kursus pra nikah memiliki urgensi karena mengandung nilai positif (maṣlahaḥ). angka perceraian yang ada di Kabupaten Kudus masih meningkat, maka dari itu dapat dikatakan bahwa dalam menekan angka perceraian bimbingan pra nikah masih kurang berjalan dengan efektif, tetapi melihat respon baik dari hasil wawanvara penulis, pelaksanaan Bimbingan Perkawinan sudah sesuai dengan tujuan awal pelaksanaan Bimbingan Perkawinan yaitu pemberian modal kepada calon pengantin sehingga akan menghasilkan perkawinan yang sakinah, yang selanjutnya akan secara otomatis juga menjadi mawaddah dan rahmah. Menurut peneliti, hasil dari pelaksanaan Bimbingan Perkawinan tidak bisa langsung dibuktikan dengan adanya penurunan jumlah kasus perceraian, Bimbingan perkawinan belum bisa menekan angka perceraian. Oleh karena itu, maka pelaksanaan Bimbingan Perkawinan harus dilaksanan secara berlanjut dan konsisten agar dalam jangka panjang akan dirasakan hasilnya, salah satunya dengan melihat kasus perceraian yang terjadi di Kabupaten Kudus.